Kamis 09 Nov 2017 10:41 WIB

PBB: Jutaan Warga Yaman Terancam

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Anak-anak di tengah konflik di Yaman.
Foto: reuters
Anak-anak di tengah konflik di Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Kepala kemanusiaan PBB Mark Lowcock memperingatkan, jika Arab Saudi tidak mencabut blokadenya di Yaman, maka warga Yaman akan menghadapi kelaparan besar-besaran. Jutaan orang akan menjadi korban wabah gizi buruk terbesar di dunia dalam beberapa dekade ini.

Menurut Lowcock, penerbangan reguler ke Kota Aden dan Sanaa oleh PBB dan kelompok kemanusiaan, harus segera dibuka kembali. Dia mengatakan harus segera ada akses ke semua pintu masuk, terutama untuk mengirim makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan perlengkapan penting lainnya.

Koalisi pimpinan Arab Saudi memperketat blokade di Yaman pekan ini setelah sebuah rudal balistik ditembakkan oleh pemberontak Houthi ke Riyadh yang kemudian berhasil dicegat.

Lowcock mengatakan lembaga bantuan tidak diberi pemberitahuan sebelumnya atas keputusan Arab Saudi untuk menutup pintu masuk darat, laut, dan udara Yaman.

"Tidak akan seperti kelaparan yang kita lihat di Sudan Selatan pada awal tahun ini, yang diderita puluhan ribu orang. Ini tidak akan seperti kelaparan yang menelan korban 250 ribu orang di Somalia pada 2011. Ini akan menjadi bencana kelaparan terbesar di dunia selama beberapa dekade, dengan jutaan korban," ujar Lowcock.

Ia mengatakan ada lima langkah yang dapat segera diambil untuk mencegah kelaparan besar-besaran di Yaman. Pertama adalah dimulainya kembali akses bantuan lewat udara. Kedua adalah jaminan terhadap penerbangan yang aman dan tanpa gangguan.

Ketiga adalah dibukanya semua pelabuhan untuk kapal-kapal kemanusiaan dan komersial, terutama yang membawa persediaan bantuan penting. Keempat adalah kesepakatan pengiriman bantuan dengan Program Pangan Dunia PBB di perairan Aden.

Kelima adalah dibukanya akses untuk semua kapal yang telah lolos pemeriksaan oleh Mekanisme Verifikasi dan Inspeksi PBB. Dengan demikian kapal-kapal itu dapat melanjutkan perjalanan ke pelabuhan secepat mungkin. "Ini penting karena akses kemanusiaan ke pelabuhan tidak memadai bahkan sebelum kebijakan diumumkan pada 6 November oleh koalisi. Yang perlu kita lihat adalah pengurangan blokade di semua sisi," papar Lowcock.

Direktur eksekutif Program Pangan Dunia PBB David Beasley mengatakan 27 juta masyarakat Yaman tidak tahu kemana mereka bisa mendapatkan makanan. Program ini hanya mampu menjangkau tujuh juta warga Yaman. "Sebagian karena kekurangan dana dan sebagian karena kurangnya akses. Anak-anak kehilangan nyawa mereka sepanjang waktu di Yaman, karena kekurangan gizi dan tidak memiliki kemampuan bahkan hanya untuk melawan flu," jelasnya.

Dewan Keamanan PBB menyampaikan keprihatinannya tentang situasi kemanusiaan yang mengerikan di Yaman. Tak hanya kelaparan, wabah kolera juga mengintai lebih dari 900 ribu orang. Dewan meminta koalisi pimpinan PBB untuk menyediakan akses kemanusiaan, termasuk melalui udara, darat, dan laut secara penuh, aman, cepat, dan tidak terhalang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement