Jumat 10 Nov 2017 07:45 WIB

Imbas Korupsi Saudi, Saham Real Estate Dubai Anjlok

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Pasar saham Dubai
Foto: [ist]
Pasar saham Dubai

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Kampanye Arab Saudi melawan korupsi juga berdampak besar pada perusahaan dan pasar di luar perbatasannya. Saham beberapa nama perusahaan terbesar di real estate Dubai mengalami anjlok pada pekan ini karena pasar regional dilanda dampak dari pembersihan anti-korupsi Saudi pada akhir pekan lalu.

Aksi jual dipicu oleh kekhawatiran tentang eksposur perusahaan di Dubai terhadap bisnis Saudi, risiko Saudi menarik uang mereka dari Uni Emirat Arab, dan kekhawatiran yang lebih luas mengenai stabilitas regional. Sebagai langkah mengejutkan pada hari Sabtu, setidaknya 49 pangeran Saudi, pengusaha dan pejabat ditetapkan dan dituduh melakukan korupsi. Salah satunya yaitu Pangeran Alwaleed bin Talal.

"Pasar didorong oleh ketegangan geopolitik di kawasan baru-baru ini dan itu membuat investor panik. Kami memperkirakan pasar terus bergejolak karena ketidakpastian." kata Tariq Qaqish, managing director manajemen aset di Menacorp di Dubai, dilansir dari CNN, Jumat (10/11).

Pasar saham Dubai - kawasan Teluk yang paling aktif setelah Arab Saudi - membukukan kerugian selama empat hari berturut-turut menyusul berita tentang pembersihan korupsi tersebut. Penurunan tersebut berakhir turun 5 persen pada pekan ini.

Emaar, pengembang di balik Burj Khalifa - menara tertinggi di dunia - melihat sahamnya turun 6 persen minggu ini. Dan Damac, yang membangun lapangan golf bermerek Trump di Dubai, anjlok 8 persen. Kedua pengembang tersebut sangat terpapar dengan kekayaan pasar real estat Dubai, dan juga memiliki beberapa proyek di Arab Saudi.

Ada hubungan politik dan komersial yang mendalam antara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, lebih dari satu juta orang Saudi berkunjung ke Dubai setiap tahun. Mereka juga sekutu dekat, memimpin boikot terhadap Qatar, menuduhnya mendanai terorisme (tuduhan yang dibantah oleh Qatar), dan memerangi pemberontak Houthi di Yaman.

Potensi UEA untuk terseret lebih dalam ke dalam kekacauan Saudi digarisbawahi oleh laporan bahwa mereka telah meminta informasi dari bank mengenai rekening 19 bangsawan dan pejabat Saudi.

Menurut sebuah pemberitahuan bank sentral yang dibagikan secara luas di media sosial, pihak berwenang UEA ingin bank-bank segera mencari dan melaporkan aktivitas instrumen keuangan yang ada di UAE oleh Alwaleed dan lainnya. Arab Saudi mengatakan pada hari Kamis bahwa korupsi telah menghabiskan biaya kerajaan 100 miliar dolar AS selama beberapa dekade.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement