Sabtu 11 Nov 2017 16:48 WIB

Paradise Paper Alarm Pemerintah Perbaiki Basis Data Penduduk

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Dwi Murdaningsih
Uang (ilustrasi).
Foto: pixabay
Uang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 13,4 juta dokumen yang berisi catatan kekayaan tersembunyi para elit dunia telah bocor ke publik. Deputi II Kantor Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho mengatakan dengan munculnya sejumlah nama tokoh Indonesia dalam dokumen Paradise Paper menjadi alarm pemerintah untuk membenahi data penduduk di Indonesia.

"Paradise paper baru sepekan kan muncul, saya lihat sebagai wake up call, menurut saya di masa pemerintahan pak Jokowi kami dorong keterbukaan pemerintah, seperti transparansi penggunaan dana pemerintah," kata Yanuar dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (11/11).

Indonesia Masuk 10 Besar Miliki Aliran Uang Haram

Menurut Yanuar, tugas penting pemerintah saat ini adalah membenahi basis data kependudukan yang nantinya disinkronisasikan dengan data catatan sipil. Kemudian, apabila sudah bekerja maka secara langsung juga akan memiliki NPWP, sehingga bisa ditelusuri dengan mudah manakala ada wajib pajak yang mengemplang pajak dan menyimpan uangnya di negara suaka pajak.

"Saya llihat data menjadi sangat penting bagi pemerintah untuk tanggung jawab dan pekerjaan rumah paling besar adalah perkuat basis data, dengan single identity," kata dia.

'Orang Simpan Uang di Negara Suaka Pajak Tentu Ada Motifnya'

Yanuar menambahkan, basis data menggunakan single identity tersebut juga dapat berdampak pada keseriusan pemerintah dalam transparansi dan akuntabilitas keuangan.

Terbongkarnya Paradise ini berawal dari surat kabar Jerman. Kini tengah dikembangkan oleh Konsorsium Jurnalis Investigatif. Beberapa nama orang Indonesia muncul dalam kokumen tersebut. Masih ada kemungkinan nama-nama lain muncul karena laporan tersebut baru sebagian yang didalami.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement