Selasa 14 Nov 2017 16:47 WIB

Petani di Sukabumi Semakin Langka

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nur Aini
Petani menanam padi di kawasan persawahannya. (ilustrasi)
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Petani menanam padi di kawasan persawahannya. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Keberadaan petani di Kota Sukabumi semakin langka. Saat ini, petani yang masih aktif bercocok tanam rata-rata berusia 50 tahun.

"Regenerasi harus dipacu terus karena rata-rata petani berusia 50 tahun,'' ujar Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz kepada wartawan di sela-sela peluncuran lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kelurahan Jayamekar, Kecamatan Baros, Kota Sukabumi Selasa (14/11). Sementara petani yang berusia muda atau remaja sudah sangat jarang ditemui di lapangan.

Menurut Muraz, regenerasi penting karena  petani yang rata-rata berusia 50 tahun ini apakah masih kuat untuk bercocok tanam dalam jangka waktu 20 hingga 30 tahun mendatang. Namun, tantangannya ke depan adalah profesi petani dinilai sebagai pekerjaan yang kurang diminati. 

Generasi muda sekarang, kata Muraz, lebih memilih bekerja di industri dan bidang lainnya. Padahal dia menilai pekerjaan ini sangat mulia dan merupakan pahlawan tanpa tanda jasa. Petani memproduksi hasil pertanian sebagai bahanan makanan yang tidak bisa diganti dengan yang lain.

Oleh karenanya, pemkot berupaya menarik minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian. Dia mengatakan di luar negeri, banyak petani berusia muda meraih kesuksesan dengan bercocok tanam menggunakan sistem modern.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi Kardina Karsoedi menambahkan, jumlah petani di Kota Sukabumi mencapai sebanyak 4.340 orang. Data ini didasarkan pada pendataan pada Juli 2017 lalu. 

Kardina menuturkan, lembaganya berupaya memberikan pelatihan secara gratis kepada generasi muda yang ingin belajar pertanian. ''Pelatihan yang diberikan bisa menanam sayuran hidroponik maupun konvensional,'' kata dia.

Untuk merangsang daya tarik anak ke pertanian ungkap Kardina, DKP3 juga mengajak guru pendidikan anak usia dini (PAUD), SD, dan SMP agar membawa pelajar berkunjung ke  Kawasan Agroeduwisata Cikundul (KAC) Kecamatan Lembursitu. Di tempat itu, para pelajar dikenalkan kembali apa itu areal persawahan, cara menanam hingga mengenal hewan ternak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement