Rabu 15 Nov 2017 11:23 WIB

Militer Zimbabwe Bantah Lakukan Kudeta

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Panglima Pasukan Pertahanan Zimbabwe Jenderal Constantino Chiwenga.
Foto: AP/Tsvangirayi Mukwazhi
Panglima Pasukan Pertahanan Zimbabwe Jenderal Constantino Chiwenga.

REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Militer Zimbabwe membantah melakukan kudeta terhadap pemerintahan Presiden Robert Mugabe. Hal ini disampaikan perwakilan militer Zimbabwe melalui stasiun penyiaran resmi pemerintah Zimbabwe Broadcasting Company (ZBC), Rabu (15/11).

Dalam pernyataannya, militer Zimbabwe mengklaim pengerahan pasukan di Ibu Kota Zimbabwe, Harare tidak bertujuan menggulingkan pemerintahan Mugabe, melainkan hanya mengincar dan memburu penjahat.

"Kami hanya menargetkan kriminal di sekitarnya yang melakukan kejahatan dan menyebabkan penderitaan sosial serta ekonomi di negara ini. Segera setelah kami menyelesaikan misi ini, kami berharap situasinya akan kembali normal," kata perwakilan militer Zimbabwe yang disiarkan ZBC, dikutip laman BBC.

Kendati demikian, tak disinggung siapa yang dimaksud dengan penjahat. Perwakilan militer pun tak menyinggung siapa yang memimpin misi tersebut.

Personel militer Zimbabwe telah menguasai Harare pada Rabu. Pengerahan pasukan ke ibu kota memicu dugaan tentang adanya aksi kudeta yang dipimpin Panglima Pasukan Keamanan Zimbabwe Jenderal Constantino Chiwenga.

Isu Kudeta Zimbabwe dan Perseteruan Politik Mugabe

Pergolakan yang saat ini tengah membekap Harare merupakan buntut perseteruan politik antara Presiden Zimbabwe Robert Mugabe dengan Wakil Presiden Emmerson Mnangagawa. Pekan lalu, Mugabe memecat Mnangagwa dari jabatannya karena dituding merencanakan sebuah usaha pengambilalihan kekuasaan atas dirinya, termasuk menggunakan ilmu sihir.

Mnangagwa, yang menikmati dukungan militer dan pernah dipandang sebagai calon presiden potensial, kemudian melarikan diri dari Zimbabwe. Ia mengatakan dirinya telah diancam. Di Zimbabwe sendiri, lebih dari 100 pejabat senior yang diduga mendukung Mnangagwa telah terdaftar melakukan indisipliner.

Pada Senin (13/11), Jenderal Chiwenga mengeluarkan sebuah pernyataan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ia mengatakan pembersihan terhadap pejabat-pejabat senior di partai ZANU-PF, partai pimpinan Mugabe, harus dihentikan. Termasuk terhadap Mnangagwa, yang menurut Jenderal Chiwenga, telah berjuang untuk pembebasan Zimbabwe.

"Kita harus mengingatkan orang-orang di balik penipuan berbahaya ini bahwa ketika menyangkut masalah melindungi revolusi kita, militer tidak akan ragu untuk melangkah masuk," kata Jenderal Chiwenga dalam pernyataannya.

Pernyataan Jenderal Chiwenga tersebut dianggap sebagai sebuah tindakan pengkhianatan oleh partai ZANU-PF. Pada Selasa (14/11), ZANU-PF menyebut Jenderal Chiwenga melakukan tindakan tak masuk akal dan secara jelas mengganggu perdamaian serta stabilitas nasional. "(Pernyataan Jenderal Chiwenga) Ini juga dimaksudkan untuk menghasut pemberontakan," kata ZANU-PF. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement