REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Nusa Tenggara Barat (NTB) terus menggalakkan penanaman pakan berkualitas. Ini dilakukan agar ketersediaan makanan ternak ruminansia tercukupi, terutama pada musim kemarau.
"Kami terus melakukan perluasan setiap tahun melalui Program Gerakan Penanaman dan Pengembangan Pakan Berkualitas (Gerbang Patas)," kata Kepala Bidang Pembibitan dan Produksi Pakan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB Iskandar Zulkarnaen di Mataram, Jumat (17/11).
Program Gerbang Patas, kata dia, dilakukan dalam bentuk pemberian stek batang rumput gajah dan biji lamtoro (legum) yang merupakan pakan berkualitas bagi ternak ruminansia. Ada juga bantuan berupa polybag dan pupuk.
Kedua jenis tanaman pakan tersebut diberikan kepada kelompok ternak sasaran untuk ditanam di lahan miliknya, kemudian dirawat hingga menghasilkan pakan secara terus menerus.
Pada 2017, lanjut Iskandar, target lahan tanam pakan seluas 196 hektare tersebar di Kabupaten Lombok Barat 40 hektare, Lombok Tengah 70 hektare, Lombok Timur 50 hektare, dan Lombok Utara 35 hektare, sedangkan Kota Mataram tidak dialokasikan.
Di lima kabupaten atau kota di Pulau Sumbawa, program tersebut akan dilakukan pada Tahun Anggaran 2018, namun dengan pola memanfaatkan hamparan lahan yang relatif luas. Berbeda dengan di Pulau Lombok, dengan memanfaatkan pematang sawah.
Nilai anggaran untuk penyediaan stek batang rumput gajah sebesar Rp 686 juta atau satu stek senilai Rp 350, sedangkan benih legum senilai Rp 975 juta dengan nilai satuan Rp 7.500 per ons dan polybag Rp 68,2 juta dengan nilai satuan Rp 250 per buah. Ada juga pemberian pupuk senilai Rp 195 juta atau Rp 82 ribu per kuintal.
"Perluasan lahan tanam pakan sudah kami lakukan sejak beberapa tahun lalu. Itu dilakukan agar tidak ada lagi peternak mencari pakan hingga lintas kabupaten ketika musim kemarau," ujarnya.
Menurut Iskandar, rumput gajah dan lamtoro memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk perkembangan berat badan ternak ruminansia, terutama sapi, kerbau dan kambing yang banyak dipelihara warga NTB.
Kandungan gizi rumput gajah terdiri atas 19,9 persen bahan kering, 10,2 persen protein kasar, 1,6 persen lemak, 34,2 persen serat kasar, dan 11,7 persen abu. Daun lamtoro memiliki daya palatabilitas (tingkat kesukaan) yang tinggi dan kandungan nilai protein kasar 38,58 persen, bahan kering 29,66 persen, lemak 3,50 persen, serat kasar 11,96 persen, BETN 46,01 persen, abu 7,79 persen, mineral 7,98 persen, dan EM 19,67 kkal.
"Para pakar pakan ternak di Universitas Mataram juga mendorong peternak di NTB, menanam rumput gajah dan lamtoro. Bisa juga di lahan kering," katanya.