Senin 20 Nov 2017 13:30 WIB

Jejak Islam di Epe

Rep: mgrol98/berbagai sumber/ Red: Agung Sasongko
Muslim Nigeria
Muslim Nigeria

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Epe adalah sebuah kota dan Daerah Pemerintah Daerah (LGA) di Lagos State, Nigeria. Terletak di sisi utara Lekki Lagoon. Pada Sensus 2006 populasi Epe adalah 181.409.

Seperti wilayah Nigeria lainnya, Islam juga masuk ke dalam wilayah Epe. Islam menjadi agama yang besar di Epe. Dimana dahulu ada sebuah komunitas yang didominasi pemeluk agama tradisional dan sekarang diserap ke dalam masyarakat Islam baru.

Faktanya, pada tahun 1890, Epe jelas merupakan komunitas Muslim. Islam telah berubah dari agama yang tidak dikenal menjadi yang paling penting dan kekuatan politik dominan di Epe dan sekitarnya.

Seperti orang Yoruba lainnya, orang-orang Ijebu-Epe adalah pemuja keyakinan agama tradisional Afrika.  Mereka menyembah debu yang berasal dari mineral seperti besi, emas, kuningan, dan berlian. Mereka percaya pada keadaan masa depan, maka pemujaan terhadap orang mati dan doa roh seperti yang diamati.

Islam diperkenalkan ke Epe pada tahun 1852. Muhammad Audu, seorang budak Hausa dari Katsina adalah orang pertama yang mendirikan shalat di sana.

Seorang jenderal terkemuka Kosoko memperkenalkan dan merangkul agama baru Islam. Kemurahan hati Balogun Ajeniya, salah satu dari Kepala Kosoko, yang telah masuk Islam sebelum mereka tiba terbukti menjadi dorongan yang diperlukan untuk pengembangan Islam di Epe dan sekitarnya.

Ajeniya menawarkan Muslim mendapat sebidang tanah di dekat rumahnya untuk membangun masjid pertama yang diberi nama Atirin. Tanggal pembangunan masjid ini tidak diketahui pasti, tapi bisa menduga bahwa masjid tersebut dibangun sekitar tahun 1853.

Dari sana Masjid ini, Audu memulai evangelisasi dan dibantu oleh yang lain pembantu Kosan Hausa, Aliru, yang khusus mengajar bahasa Arab di dan sekitar Epe. Dan Audu menjadi Imam Besar pertama Epe di 1862

Menurut sebuah Laporan Intelijen di Epe District tahun 1960, jumlah umat Islam di Epe adalah 79%, sedangkan orang Kristen 10% dan tradisionalis 9% pada tahun 1960.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement