REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Kesehatan merupakan hal penting untuk dijaga oleh setiap manusia. Berangkat dari kepedulian tersebut, Muhammadiyah Medical Students Activities (MMSA) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) menyelenggarakan penyuluhan Awareness Day of HIV/AIDS dengan tema Stop The Stigma And Give Them A Hug!, pada Ahad (19/11) lalu, di Amphitheater B FKIK UMY.
Acara tersebut diikuti oleh para siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajatnya se-DIY sebagai bentuk kepedulian dan menambah pemahaman tentang penyakit HIV AIDS. Putri Khatulistiwa selaku narasumber dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Unala mengatakan penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan penyakit mematikan.
Penyakit HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan bisa terjadi penularan. Proses penularannya yaitu dengan kontak langsung antara aliran darah dengan cairan tubuh yang di dalamnya terkandung HIV. Contoh dari HIV yakni darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu. "Penularan ini bisa terjadi pada saat seseorang berhubungan intim, jarum suntik yang terkontaminasi, tranfusi darah dan ibu yang sedang menyusui," ujar Putri.
Putri menambahkan jiika virus HIV telah menyebar luas pada tubuh maka tingkatan yang paling parah adalah AIDS yang merupakan infeksi dari HIV. Jika HIV sudah berkembang menjadi AIDS, penderita akan mengalami berbagai masalah kesehatan dari tahap ringan hingga berat. Ketika sudah terkena virus HIV, penderita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu beberapa tahun untuk menajadi AIDS yang mematikan.
Kemudian, lanjutnya, orang yang telah mengidap AIDS akan menjadi pembawa dan penular selama hidupnya. "Walaupun tidak merasa sakit dan tampak sehat. AIDS juga merupakan penyakit yang berbahaya karena sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang mencegah virus AIDS," kata Putri.
Hal senada disampaikan Spesialis Penyakit Dalam Dr. Bambang Sigit Riyanto, Sp.PD.KP selaku narasumber, ia menuturkan bahwa orang yamg terkena infeksi virus AIDS akan merasakan tekanan mental dan penderitaan batin karena sebagian besar orang di sekitarnya akan mengucilkan atau menghindarinya.
Pada prosesnya penderita HIV AIDS harus kita rangkul dan tetap memberikan motivasi agar bisa normal kembali. Terutama peran keluarga sangat penting untuk tetap memeberikan perhatian lebih agar penderita lebih terbuka dalam mengungkapkan penyakitnya. "Kemudian memberikan edukasi sejak dini juga harus dilakukan supaya kesadaran dan pemahaman tentang penyakit HIV AIDS tertanam hingga dewasa," kata Bambang.
Lebih lanjut Bambang mengatakan bahwa ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar semakin sedikit orang terkena HIV. Hal paling utama adalah menghindari seks bebas sebisa mungkin, usahakan hanya melakukan hubungan seksual dengan satu pasangan, memberikan vakisinanasi jika ibu hamil positif HIV agar bayi kemungkinan kecil terkena HIV.
Maka saya menekankan kepada semua orang harus tetap waspada terhadap virus HIV atau AIDS dan perlu mengetahui gejala, dampak dan penularannya. "Kemudian harapan saya edukasi semakin ditingkatkan baik bagi pemerintah maupun LSM dan tetap merangkul siapapun penderita HIV AIDS," ujarnya.