REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memprediksi aksi korporasi terhadap bank-bank syariah anak BUMN akan menunggu pembentukan induk usaha (holding) BUMN keuangan oleh pemerintah. Sehingga, Pefindo belum memperthitungkan hal itu sebagai faktor yang berpengaruh terhadap proyeksi ke depan.
Analis Pefindo Hendro Utomo mengakui, Pefindo juga memantau perkembangan pembentukan induk usaha BUMN keuangan oleh pemerintah. Sebab hal itu terkait prospek Danareksa yang akan jadi perusahaan induk.
Usai mengulas Mandiri Syariah dan BRISyariah dalam rilis media di Kantor Pefindo di Jakarta, Selasa (21/11), Hendro mengatakan Pefindo masih melihat BRISyariah dan Mandiri Syariah masih terlepas dari kemungkinan aksi korporasi tersebut. Sehingga aspek pembentukan induk usaha BUMN keuangan belum Pefindo hitung dalam pemeringkatan Mandiri Syariah dan BRISyariah.
Peringkat keduanya masih dipengaruhi induk masing-masing. Selain juga posisi kedua perusahaan di industri perbankan syariah.
''Ambil alih atau masuknya dana pemerintah belum perhitungkan sebagai faktor memengaruhi peringkat kedua bank syariah ini,'''' kata Hendro.
Untuk Bank Syariah Mandiri, pemegang saham pengendali terus mendukung dan memberi suntikan modal sejak beberapa tahun terakhir.
Wacana penggabungan bank-bank syariah anak BUMN, juga belum Pefindo pertimbangkan. Karena Pefindo melihat prioritas pemerintah adalah membentuk induk usaha bank-bank BUMN lebih dulu. Kalau itu final, mungkin akan dipertimbangkan kajian penggabungan atau penanaman modal di bank-bank syariah anak BUMN.
Sebelumnya, pemerintah berencana membentuk induk usaha BUMN keuangan mulai 2018. Selain itu, Karim Consulting Indonesia memprediksi akan ada penggabungan dan upaya membesarkan bank-bank syariah milik BUMN pada 2018.