Selasa 21 Nov 2017 15:21 WIB

20 Persen Penduduk Hong Kong Hidup Miskin

Rep: Marniati/ Red: Ani Nursalikah
Pemandangan Hong Kong.
Foto: Republika/Prayogi
Pemandangan Hong Kong.

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Data pemerintah menunjukkan seperlima populasi Hong Kong berada di bawah garis kemiskinan meskipun terjadi pertumbuhan ekonomi.

Dilansir dari The Guardian, Selasa (21/11), jumlah orang yang hidup di bawah garis kemiskinan meningkat menjadi 1,35 juta pada 2016 atau sekitar 20 persen dari populasi kota. Jumlah tersebut merupakan angka tertinggi sejak pemerintah mulai menerbitkan statistik pada 2009.

Meski memiiki kekayaan mewah, kehidupan masyarakat Hong Kong sangat tidak setara. Hong Kong adalah pasar perumahan yang paling tidak terjangkau di dunia dan penduduk miskin tinggal dalam kondisi kumuh dengan beberapa orang tinggal di rumah yang padat dan sempit.

Jumlah penduduk miskin meningkat meski pemerintah menaikkan garis kemiskinan tahun lalu. Di distrik Sham Shui Po yang paling miskin di kota ini dan merupakan rumah bagi sejumlah besar imigran dan etnis minoritas, tingkat kemiskinan meningkat menjadi hampir seperempat dari populasi.

Pejabat Hong Kong menyalahkan kenaikan kemiskinan karena populasi yang menua, dimana 32 persen penduduk Hong Kong berusia di atas 65. Kelompok sosial mengkritik pemerintah karena kurangnya tindakan pengentasan kemiskinan dan menuntut peningkatan kesejahteraan.

"Pertumbuhan ekonomi tidak bisa membantu kelas bawah berbagi prestasi ekonomi," kata juru bicara Society for Community Organization, sebuah LSM yang bekerja dengan masyarakat miskin.

Menurut LSM tersebut, kondisi ini merefleksikan kemiskinan yang parah di Hong Kong. Ini artinya langkah-langkah pengentasan kemiskinan pemerintah tidak memiliki kekuatan, ketepatan dan intensitas.

Kelompok tersebut meminta pemerintah untuk mengeluarkan undang-undang yang memberlakukan diskriminasi usia dan meningkatkan skema kesejahteraan bagi orang tua. Upah minimum kota adalah 3,35 euro per jam dan ditinjau setiap dua tahun.

Jumlah orang miskin di Hong Kong meningkat meski pemerintah membukukan surplus 10,7 miliar euro pada tahun fiskal terakhir. Menurut Bank Dunia, PDB per kapita Hong Kong tertinggi di antara di negara atau wilayah manapun, melebihi Inggris, Jerman dan Jepang.

Kekayaan paling jelas terlihat di pasar properti. Sebuah analisis baru-baru ini menemukan harga untuk tempat parkir meningkat lebih cepat daripada flat (apartemen) di beberapa bagian Hong Kong.

Misalnya, untuk tiga perumahan, harga parkir naik rata-rata 167 persen dalam enam tahun terakhir, sementara harga flat meningkat sebesar 52 persen.

"Sangat umum melihat tempat parkir bertransaksi di atas dua juta dolar Hong Kong dalam beberapa tahun terakhir, dan satu juta dolar Hong Kong menjadi pintu masuk untuk tempat parkir di Hong Kong," kata seorang analis di Mizuho Securities Asia, Alan Jin.

Keterangan gambar:

- (Gambar Atas): Jamaah masjid nabawi menunggu tiba waktu shalat Maghrib. (Foto Ani Nursalikhah/Republika).

-Gambar Bawah: Suasana pelataran masjid Nabawi pada waktu hujan selasa pagi (21/11). (Foto Angga Indrawan/Republika).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement