REPUBLIKA.CO.ID, KARANGASEM -- Gunung Agung erupsi pada Selasa (21/11) sejak pukul 17.35 WITA. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengamati asap bertekanan sedang dengan warna kelabu tebal yang tingginya mencapai 700 meter di atas puncak kawah.
"Abu letusan bertiup lemah ke arah timur-tenggara. Letusan masih berlangsung," kata Kepala PVMBG di Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kasbani, Selasa (21/11).
Masyarakat diminta tetap tenang dan mengikuti rekomendasi PVMBG, yaitu menjauhi radius enam hingga 7,5 kilometer (km) perluasan area sektoral ke utara-timur laut dan tenggara-selatan-barat daya.
Daerah yang terdampak, antara lain Desa Ban (Dusun Banjar Belong, Pucang, dan Pengalusan, Desa Sebudi (Dusun Banjar Badeg Kelodan, Badeg Tengah, Badegdukuh, Telunbuana, Pura, Lebih dan Sogra), Desa Besakih (Dusun Br Kesimpar, Kidulingkreteg, Putung, Temukus, Besakih dan Jugul, Desa Buana Giri (Dusun Banjar Bukitpaon dan Tanaharon), Desa Jungutan (Dusun Banjar Yehkori, Untalan, Galih dan Pesagi), dan sebagian wilayah Desa Dukuh.
Kasbani juga mengimbau seluruh masyarakat, utamanya yang bermukim di sekitar Gunung Agung segera menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun pelindung mata mengingat adanya potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan akut (ISPA). Ini sebagai upaya antisipasi potensi bahaya abu vulkanik.
Pemerintah daerah beserta jajarannya maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera membantu dalam membangun jaringan komunikasi melalui telepon seluler, komunikasi radio terintegrasi untuk mengatasi keterbatasan sinyal telepon seluler di antara pihak-pihak terkait mitigasi bencana letusan Gunung Agung.
Hingga pukul 18.00 WITA hari ini, PVMBG mencatat telah terjadi satu kali gempa tremor nonharmonik dengan durasi 36 detik dan dua kali gempa vulkanik dalam dengan durasi 8-26 detik. Status Gunung Agung masih level tiga atau siaga.