Kamis 23 Nov 2017 09:54 WIB

Longsor, KA Rute Selatan Dialihkan ke Utara

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ani Nursalikah
Bencana banjir dan longsor di Garut ,Jawa Barat.
Foto: Republika/Muhammad Fauzi Ridwan
Bencana banjir dan longsor di Garut ,Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Bencana longsor di sejumlah titik di Kecamatan Malangbong Kabupaten Garut, Jawa Barat mengganggu perjalanan Kereta Api (KA) yang melewati rute selatan. Akibatnya, KA rute selatan mesti dialihkan ke rute utara.

Manajer Humas Daop 2 PT KAI Joni Martinus mengatakan KA rute selatan berbelok ke rute utara di lintas stasiun Purwakarta. Dari lintas Purwakarta, KA melewati Cikampek - Cirebon - Purwokerto dan Kroya untuk selanjutnya menuju wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta atau Jawa Timur. Begitupun sebaliknya kereta dari arah Jawa bagian timur yang menuju selatan dialihkan ke arah utara melalui Kroya - Purwokerto - Cirebon - Cikampek - Purwakarta - Bandung.

"Kereta tetap beroperasi dengan pola memutar lewat jalur utara," katanya ketika dihubungi, Kamis (23/11).

Ia menyebut kereta yang operasi perjalanannya dialihkan dengan memutar adalah KA Malabar, Mutiara Selatan, Kahuripan, Lodaya, Turangga, Kuto Jaya Selatan dan Serayu.

"Atas nama PT KAI kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan dan terganggunya perjalanan kereta akibat bencana alam ini," ujarnya.

Sebelumnya, tingginya curah hujan mengakibatkan longsoran tanah dari atas tebing hingga menutupi jalan rel lokasi di antara Stasiun Bumiwaluya - Cipendeuy sejak Rabu, (22/11) malam. Longsor susulan ditemukan lagi di beberapa tempat lainnya KM 230, KM 231, KM 232 dan KM 234.

Berdasarkan pantauan PT KAI hingga Kamis, (23/11) pagi didapati jumlah longsoran mencapai delapan titik. Kedelapan titik itu berada di KM 230 + 4/5, 230 + 9/0, 231 + 0/1, 231 + 8/9, 232+7/9, 233 + 0/2, 233 + 7/8 dan 234+1/2.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement