Kamis 23 Nov 2017 10:11 WIB

Mesir Hentikan Perjalanan Bebas Visa untuk Qatar

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Ani Nursalikah
Bandara Sharm el Sheikh, Mesir.
Foto: AP Photto
Bandara Sharm el Sheikh, Mesir.

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemerintah Mesir mengumumkan berakhirnya perjalanan bebas visa bagi warga Qatar. Hal ini dilakukan Mesir berkaitan dengan tuntutannya terhadap Qatar dalam krisis diplomatik di Teluk Arab.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Mesir Ahmed Abu Zeid mengatakan diakhirinya perjalanan bebas visa merupakan peringatan terhadap Qatar. "Tidak masuk akal untuk terus membuat pengecualian terhadap Qatar dan memberinya hak istimewa mengingat posisi saat ini," ujarnya, dilaporkan laman Aljazirah.

Berdasarkan laporan yang dirilis media milik pemerintah Mesir, langkah ini tidak hanya akan mempengaruhi pemegang paspor biasa, tetapi mencakup pula mereka yang memiliki dokumen perjalanan diplomatik atau khusus. Artinya, pejabat-pejabat Qatar tetap harus mengajukan visa ketika ingin berkunjung ke Mesir. Keputusan ini akan mulai diberlakukan pada Kamis (23/11).

Pada 5 Juni lalu, Arab Saudi, Mesir, Bahrain, dan Uni Emirat Arab memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan memblokade seluruh akses dari dan menuju negara tersebut. Hal itu dilakukan karena keempat negara menuduh Qata rmenjadi pendukung serta penyokong kelompok ekstremis dan teroris di Teluk. Tuduhan tersebut segera dibantah oleh Qatar.

Belakangan negara-negara Teluk mengajukan 13 tuntutan kepada Qatar. Tuntutan tersebut harus dipenuhi bila Qatar ingin terbebas dari blokade dan embargo. Namun Qatar telah menyatakan poin-poin dalam tuntutan tersebut tidak realistis dan mustahil dipenuhi.

Adapun tuntutan tersebut antara lain meminta Qatar memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran, menghentikan pendanaan terhadap kelompok teroris, dan menutup media penyiaran Aljazirah.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement