REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras serangan brutal kelompok milisi terhadap salah satu masjid di Rawda, Sinai Utara, Mesir, Jumat (24/11) kemarin. Insiden itu menyebabkan jatuhnya korban tewas hingga 235 orang dan korban luka 109 orang.
"Peristiwa tersebut menjadi tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan dan menjadi catatan hitam dalam sejarah perjalanan hidup manusia," ujar Wakil Ketua Umum MUI Pusat, Zainut Tauhid Sa'adi, lewat pesan yang diterima Republika,Sabtu (25/11).
Dia menuturkan, Islam tidak membenarkan tindakan kekerasan maupun pembunuhan, apalagi pembantaian terhadap orang yang sedang melaksanakan ibadah di dalam masjid. Tindakan tersebut adalah perbuatan yang sangat biadab dan jauh dari nilai-nilai ajaran agama.
"Islam adalah agama damai, di dalam peperangan mengajarkan untuk tidak boleh membunuh perempuan, orang tua, anak-anak, para rahib, merusak bumi, memutilasi mayat dan lain sebagainya," kata Zainut.
Oleh karenanya, sambung Zainut, sangat menyedihkan jika kemudian ada sekelompok orang yang mengatasnamakan agama melakukan tindakan brutal dan sadis. Menurut dia, perilaku semacam itu pada hakikatnya justru hanya menodai kesucian ajaran agama Islam.
MUI meminta Pemerintah Indonesia agar memelopori penyelenggaraan pertemuan negara-negara Islam untuk melawan ancaman terorisme dan kekerasan yang mengatasnamakan agama. Karena hal tersebut merupakan ancaman bagi perdamaian dunia.
MUI menyampaikan rasa duka yang sangat mendalam atas wafatnya para korban. "Semoga para almarhum menjadi syahid yang ditempatkan di dalam surga oleh Allah SWT. Kepada seluruh keluarga yangd itinggalkan, semoga diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menerima musibah ini," kata Zainut lagi.