REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kader Partai Golkar Meutya Hafid mengatakan agenda musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) untuk mencari ketua umum baru, tidak bisa dilaksanakan secara terburu-buru. Oleh karena itu, Meutya menilai kepurusan rapat pleno sudah tepat, dengan menunjuk Idrus Marham sebagai Plt Ketua Umum Golkar, mengantikan Setya Novanto (Setnov).
"Saya kira keinginan Munaslub harus dikaji lebih mendalam sebelum dilaksanakan. Bahkan sampai saat ini DPP masih berpegang teguh kepada keputusan rapat pleno," jelas Meutya, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (27/11).
Meski demikian, Meutya menyatakan bahwa rencana dan diskursus tentang Munaslub masih terus didiskusikan. Artinya setelah praperadilan diskusi Munaslub dibuka kembali apakah akan ada Munaslub ataukah ada pengembalian posisi jika Pak Novanto menang praperadilan. "Golkar sekarang sangat terbuka dan membolehkan semua pihak berbicara tentang Munaslub," ujarnya.
Namun, jelas Wakil Ketua Komisi I DPR RI itu, semua itu harus dikaji lebih mendalam dan tidak bisa dilakukan secara terburu-buru.Maka dari itu dia meminta kepada rekan-rekan Golkar agar bersabar, karena Golkar masih terus mengkajinya.
"Saya harap langkah DPP harus dilakukan secara hati-hati, tapi harus mempertimbangkan masukan dari DPD RI," katanya.