Selasa 28 Nov 2017 17:41 WIB

Gunung Agung Mulai Lontarkan Batu Panas

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nur Aini
Wisatawan beraktivitas di Pura Besakih yang berlatar belakang Gunung Agung meletus di Karangasem, Bali, Selasa (28/11).
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Wisatawan beraktivitas di Pura Besakih yang berlatar belakang Gunung Agung meletus di Karangasem, Bali, Selasa (28/11).

REPUBLIKA.CO.ID,KARANGASEM -- Gunung Agung menunjukkan aktivitas vulkanis yang tinggi, termasuk melontarkan batu panas. Kondisi ini membuat evakuasi warga hingga radius 10 kilometer dipercepat.

Tim Drone Aero Terrascan yang memantau Gunung Agung telah menemukan dua lubang besar di sekitar kawah Gunung Agung. Lubang pertama di dinding kawah bagian timur, sedangkan lubang kedua berada di tengah kawah. Kedua lubang ini semakin aktif menyemburkan abu vulkanis dengan dua warna berbeda, putih dan kelabu pekat.

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho membenarkan asap putih dan kelabu kehitaman terus keluar dari kawah gunung yang oleh masyarakat Bali disebut Tohlangkir.

"Dua kolom abu dengan warna berbeda menunjukkan adanya dua lubang di kawah. Asap putih berasal dari tembusan solfatara yang didominasi uap air, sedangkan asap hitam dari lubang magma yang didominasi magma," katanya, Selasa (28/11).

Pergerakan magma Gunung Agung, kata Sutopo terus meningkat ke permukaan kawah. Letusan dan tremor menerus masih terjadi. Cahaya api dari lava tampak memerah di puncak pada malam hari. Status Gunung Agung masih awas atau level empat dengan radius zona merah delapan hingga 10 kilometer (km).

Sepanjang pukul 13.00-14.00 WITA hari ini, seismograf tim pantau di Posko Rendang, Karangasem tiba-tiba menunjukkan aktivitas luar biasa. Itu kali pertama Sang Hyang Tohlangkir mencatat tremor terkuat sepanjang krisis September hingga November 2017. Satu jam setelah itu, tepatnya sekitar pukul 15.00 WITA, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mendapat laporan adanya hujan kerikil dan batu di Desa Dukuh, empat kilometer dari puncak Gunung Agung.

Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG, I Gede Suantika mengatakan dirinya cukup dikagetkan dengan aktivitas seismik ini dan menduga akan datangnya erupsi yang lebih besar. "Setelah tremor itu, kami terus mengamati secara visual, hingga akhirnya ada laporan di utara Desa Dukuh sudah hujan kerikil dan batu," katanya di Posko Rendang, Karangasem.

Batu panas yang suhunya diperkirakan mencapai 500 derajat celsius itu mulai dilontarkan perut Gunung Agung. Ukurannya ada yang sebesar kepalan tangan orang dewasa. Laporan tersebut dijadikan dasar tim gabungan untuk mempercepat evakuasi warga yang masih bertahan di zona awas. "PVMBG merekomendasikan penduduk di radius delapan hingga 10 km untuk segera menghindar," kata Suantika.

Desa Dukuh berada lebih dekat dengan dinding kawah Gunung Agung yang terbuka. Ini yang menyebabkan lontaran kerikil dan batu panas ditemukan lebih banyak di sana. Satelit NASA juga menangkap anomali panas di sekitar area Gunung Agung. Suantika mengatakan hal tersebut bisa disebabkan faktor api dan lava di kawah yang semakin menuju ke permukaan.

Tim PVMBG juga meminta warga serta awak media yang beberapa bulan terakhir ikut serta beraktivitas di sekitar Pos Pantau Rendang untuk menjauh dari lokasi. Saat ditanyai kemungkinan alasannya karena perluasan areal terdampak, Suantika mengatakan tim masih menunggu data erupsi lebih lanjut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement