REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ekonomi AS berkembang pada tingkat tahunan sebesar 3,3 persen PADA kuartal ketiga tahun ini, sedikit lebih tinggi dari 3,0 persen yang diperkirakan sebelumnya. Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Rabu (29/11)
bahwa investasi tidak tetap nonpenduduk, pengeluaran pemerintah pusat dan daerah, serta investasi persediaan swasta direvisi naik dari perkiraan sebelumnya.
Data Produk Domestik Bruto (PDB) yang direvisi, menurut Departemen Perdagangan AS, juga menunjukkan bahwa ekonomi AS pada periode Juli sampai September tumbuh paling cepat dalam tiga tahun terakhir, meskipun terjadi gangguan yang disebabkan oleh badai Harvey dan Irma di sepanjang Gulf Coast pada akhir Agustus dan September.
"Ekspansi ekonomi semakin berbasis luas di seluruh sektor dan juga di sebagian besar ekonomi global," Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengatakan pada Rabu (29/11) di hadapan Komite Ekonomi Gabungan Kongres AS.
"Saya berharap, dengan penyesuaian bertahap dalam sikap kebijakan moneter, ekonomi akan terus berkembang dan pasar kerja akan menguat agak jauh, mendukung pertumbuhan upah dan pendapatan yang lebih cepat," katanya.
Laporan Rabu (29/11) juga mengkonfirmasi fakta bahwa ekonomi AS telah berkembang di atas 3,0 persen di kuartal "back-to-back" untuk pertama kalinya sejak 2014. Pertumbuhan ekonomi yang kuat cenderung akan meningkatkan ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga lagi oleh the Fed pada Desember.
Risalah pertemuan kebijakan terakhir Fed yang dirilis minggu lalu menunjukkan bahwa banyak pejabat Fed memperkirakan kenaikan suku bunga lagi "kemungkinan akan diperlukan dalam waktu dekat jika informasi yang masuk meninggalkan prospek jangka menengah secara luas tidak berubah."
The Fed akan mengadakan pertemuan kebijakan berikutnya pada 12-13 Desember.