REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menjelaskan, pengaruh siklon tropis Cempaka yang menimbulkan curah hujan ekstrem dengan intensitas 383 milimeter per hari, telah menyebabkan banjir dan longsor besar di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Jarak posisi siklon tropis Cempaka dengan daratan Pacitan yang hanya 23 kilometer, yakni di Samudera Hindia sebelah selatan Pacitan telah menyebabkan Pacitan lumpuh total.
"Banjir dan longsor bersamaan dengan gelombang laut tinggi sehingga semua sungai yang bermuara di Teluk Pacitan meluap menyebabkan banjir besar di Pacitan," kata Sutopo dalam siaran persnya, Jumat (1/12).
Sutopo mengatakan, upaya pencarian dan penyelamatan korban serta penanganan dampak banjir dan longsor masih terus dilakukan. Adapun, daerah yang terjadi banjir dan longsor, yakni tujuh kecamatan di Pacitan belum pulih total.
Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Kebonagung, Kecamatan Pacitan, Kecamatan Tulakan, Kecamatan Tegalombo, Kecamatan Nawangan, Kecamatan Arjosari, dan Kecamatan Ngadirojo. Daerah yang paling parah terdampak bencana adalah Kecamatan Pacitan. Sutopo menambahkan, saat ini jumlah korban akibat bencana tersebut bertambah.
Data sementara hingga Jumat (1/12) pukul 06.00 WIB, jumlah korban meninggal sebanyak 20 orang, yaitu 14 korban longsor dan enam korban banjir. "Dari 20 korban meninggal tersebut 11 korban sudah ditemukan dan sembilan korban masih dalam pencarian," ujar Sutopo.
Bencana tersebut juga menimbulkan adanya korban luka-luka yakni empat orang. Sementara, jumlah pengungsi saat ini adalah sebanyak 1.879 orang yang terdapat di 8 titik. Yaitu di Gedung Karya Darma 497 orang, Masjid Sirnoboyo 51 orang, gedung Muhammadiyah MDMC 51 orang, Balai Desa Sumberharjo 32 orang, Balai Desa Bangunsar 16 orang, Balai Desa Cangkring 32 orang, MI Al Huda 150 orang, dan Balai Desa Sidomulyo 1.050 orang.