REPUBLIKA.CO.ID, PACITAN -- Tim Disaster Management Centre (DMC) Dompet Dhuafa bekerja sama dengan Dompet Dhuafa cabang Jawa Timur berhasil mengevakuasi puluhan warga dari sebuah dusun yang terancam longsor. Sebanyak 50 warga dari 17 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari pria, wanita, lanjut usia, dan anak-anak, dibantu untuk menyeberangi arus Sungai Grindulu dengan menggunakan perahu karet dan perlengkapan keselamatan yang lain. Mereka dievakuasi dari kebun di Dusun Banyuanget yang terancam longsor menuju Posko Pengungsian Dompet Dhuafa yang berada di Desa Kedungbendo, Arjosari, Pacitan.
Salah satu relawan DMC Dompet Dhuafa, Ade Uki, mengatakan intensitas hujan telah berkurang dan genangan banjir sudah mulai surut. Warga di penungsian pun beberapa ada yang sudah kembali ke rumah masing-masing dan membersihkan sisa longsor dan banjir.
Namun, salah satu dampak dari banjir kemarin adalah jembatan yang rusak. Kerusakan itu telah menyebabkan akses jalur bagi aktifitas warga Kebun RT/RW 03/04, Dusun Banyuanget, terputus. Satu-satunya akses lain yang ada memiliki jarak tempuh sejauh 7 km dengan berjalan kaki.
"Bukit sebelah kebun sudah longsor kemarin, mungkin hujan deras sehari lagi saja, daeran Kebun ikut tertimbun longsor. Tanah bukitnya sudah retak dan gembur, vertikal sekali," kata Ade, dalam rilis yang diterima Republika, Sabtu (2/12).
Ia mengatakan, pada Jumat (1/12) siang, warga Kebun yang memantau situasi daerahnya lantas memutuskan agar mereka segera dievakuasi. Hal itu lantaran area perbukitan tempat tinggal mereka terancam longsor.
Sementara itu, Koordinator Tim DMC Dompet Dhuafa respon Pacitan, Sanadi, mengatakan bahwa Posko Pengungsian yang disediakan bagi warga setempat telah dilengkapi dengan Dapur Umum dan Pos Hangat.
"Beberapa kebutuhan wanita dan selimut masih tersedia serta mesin generator sebagai sumber energi listrik, karena sebagian area ini masih dilakukan pemadaman listrik," kata Sanadi.