Senin 04 Dec 2017 06:17 WIB

Ini Penilaian Ketum PP Muhammadiyah Soal Reuni 212

Rep: Issha Harruma/ Red: Esthi Maharani
Ribuan umat Islam mengikuti reuni 212 di Monumen Nasional, Jakarta, Sabtu (2/12).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ribuan umat Islam mengikuti reuni 212 di Monumen Nasional, Jakarta, Sabtu (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menghargai aksi Reuni 212 yang digelar, Sabtu (2/12) kemarin. Namun, dia berharap, kekuatan umat Islam yang ditunjukkan dalam aksi tersebut juga dapat dituangkan untuk kegiatan lebih produktif.

Haedar mengatakan, pihaknya menghargai aksi tersebut sebagai bentuk dari ekspresi untuk berkumpul. Namun, Muhammadiyah tidak ikut serta karena menurutnya momentum untuk digelarnya aksi tersebut sudah tidak ada lagi. Tahun lalu, aksi 212 digelar karena perbuatan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok yang diduga melakukan penistaan agama.

"Umat Islam dan bangsa kita memerlukan proyeksi masa depan yang lebih unggul. Dan untuk unggul itu perlu kerja kolektif yang bisa memberikan kemajuan," kata Haedar di Medan, Ahad (3/12).

Haedar mengatakan, umat Islam harus waspada terhadap kelompok-kelompok yang memanfaatkan kekuatan umat. Apalagi jelang Pilkada dan Pilpres seperti saat ini, kekuatan umat sangat rentan dipolitisasi. Untuk itu, umat Islam, menurutnya, harus pandai menggunakan waktu untuk kegiatan yang lebih produktif.