Rabu 06 Dec 2017 20:25 WIB

Perokok Indonesia Tertinggi di Dunia

Rep: RR Laeny Sulistyawati/ Red: Winda Destiana Putri
Tingginya angka perokok di Indonesia sebabkan pola hidup sehat orang Indonesia paling buruk dibanding penduduk negara Asia lainnya.
Foto: Prayogi/Republika
Tingginya angka perokok di Indonesia sebabkan pola hidup sehat orang Indonesia paling buruk dibanding penduduk negara Asia lainnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) mengatakan, Indonesia adalah negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia yaitu sebanyak hampir 90 juta. Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian PPPA Lenny Nurhayati Rosalin mengatakan, saat ini jumlah perokok di Tanah Air mencapai hampir 90 juta.

Kini Indonesia menduduki peringkat nomor satu perokok terbanyak di dunia. "Atau sekitar tujuh dari 10 laki-laki merokok," ujarnya saat pembukaan seminar Pelarangan Iklan Rokok untuk Menyelamatkan Generasi Penerus Bangsa, di Jakarta, Rabu (6/12).

Tingginya jumlah perokok ini, kata dia, tentu menjadi sasaran empuk produsen rokok untuk mempromosikan rokoknya. Mulai dari peringatan gambar dalam setiap bungkus rokok yang bergambar tengkorak yang bisa ditangkap calon perokok seperti terkesan anak yang merokok itu macho (maskulin) dan disuruh merokok.

Padahal, saat ia pergi ke Belanda beberapa waktu lalu, ia mengaku melihat rokok-rokok dijual di tempat di pojok atau sudut-sudut tempat. Di bungkusnya pun, dia melanjutkan, terlihat gambar/foto menyeramkan seperti kanker paru-paru.

Kemudian di iklan rokok yang ditayangkan di Indonesia saat ini seolah-olah anak-anak muda yang macho seperti melakukan terjun payung. Ia menambahkan, iklan rokok ini juga ditayangkan di puluhan banner. Bahkan, kata dia, banyak pelajar anak sekolah melihat iklan rokok begitu keluar pagar sekolahnya.

"Mereka (produsen rokok) promosi habis-habisan," katanya.

Padahal, kata dia, rokok bisa mengancam kesehatan. Bahkan, sepertiga anak-anak yang terpapar rokok mengalami stunting (balita bertubuh pendek).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement