Kamis 07 Dec 2017 08:04 WIB

Pascabanjir, Warga Gunungkidul Diminta Waspada Leptospirosis

Petugas Kepolisian mengevakuasi korban banjir di Pacarejo, Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Rabu (29/11).
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Petugas Kepolisian mengevakuasi korban banjir di Pacarejo, Semanu, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Rabu (29/11).

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL — Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai penyakit pascabanjir seperti infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), leptospirosis dan demam berdarah.

Kepala Desa Pacarejo Semanu, Suhadi, di Gunungkidul, Kamis (7/12), mengatakan pascabanjir yang merendam sebagian wilayah desanya telah mulai surut dan warga mulai kembali ke rumah masing-masing. "Namun warga mengalami beberapa penyakit, seperti gatal-gatal dan ISPA. Kemarin dari pemeriksaan petugas kesehatan ada 12 warga yang mengalami hipertensi," katanya.

Dia menyatakan sejak warga kembali ke rumah masing-masing tak banyak lagi warga yang memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan di balai desa. "Hanya satu dua saja yang meminta untuk diperiksa," katanya.

Sekretaris Dinas Kesehatan Gunung Kidul Priyanta Madya Satmaka mengatakan pihaknya dalam status tanggap darurat bencana untuk mengantisipasi wabah pascabanjir seperti lestospirosis dan deman berdarah. "Untuk antisipasi dini pencegahan penyakit lepstospirosis kami menyiapkan alat rapid tes lestospira yang tersedia di puskesmas. Kalau tubuh panas, kami meminta puskesmas menggunakan alat tersebut," katanya.

Ia mengaku sampai saat ini belum ada laporan mengenai penyakit lepstospirosis. Sedangkan untuk pencegahan demam berdarah, pihaknya menyiapkan abate untuk wilayah terdampak banjir. "Kami menyiapkan abate untuk disalurkan ke wilayah yang masih tergenang," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement