REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ahmad Y Al-Hassan dan Donarld R Hill dalam bukunya bertajuk, Islamic Technology:An Illustrated History menjelaskan di masa kejayaan Islam terdapat beragam jenis kapal dari berbagai ukuran dan jenis. ‘’Ukurannya mulai dari perahu cardik yang kecil hingga perahu dagang besar berkapasitas lebih dari 1.000 ton,’‘ paparnya.
Secara khusus, geografer Muslim, Al- Muqaddasi, pada abad keempat H atau ke-10 Masehi menyebutkan nama dan lusinan jenis kapal. Setiap kapal Muslim tersebut juga mencerminkan karakteristik tertentu.
Kapal dagang Kapal dagang umumnya merupakan kapal layar yang memiliki rentangan yang relatif lebar dan panjang. Panjangnya layar berfungsi sebagai ruang penyimpanan (kargo) yang lapang.
Pada masa kejayaan Islam, sungai Nil mempunyai peranan penting dalam perdagangan internasional dan industri pembuatan kapal. Kota itu dikuasai Islam sejak Amr bin Al-As menaklukkan wilayah itu.
Kapal perang Berbeda dengan kapal dagang, kapal perang bentuknya lebih ramping. Kapal ini bisa menggunakan dayung atau layar, tergantung dari fungsinya. Selain dibangun di pelabuhan-pela buh an yang ada di Mesir, pada zaman kejayaan Islam kapal perang juga dibuat di wilayah Barat, seperti Tripoli dan Tunis di Afrika Utara, kemudian di Sevilla, Almeria, Pechina, dan Valencia di Spanyol.
Selain itu, kapal- kapal perang juga di buat oleh kaum Muslim di Messina dan Palermo dengan mempekerjakan ribuan orang. Industri pembuatan kapal juga ber kembang pada zaman Dinasti Fatimiy yah.
Mereka memperluas fasilitas pembuatan kapal perangnya di Tunis. Ada beberapa armada yang penting pada zaman kekuasaan Dinasti Fatimiyyah, yakni armada al-armada Sheen, al-Harariq, al- Harareeb, dan al-Taraid. Setelah kekuasaan Fatimiyyah meredup, industri pembuatan kapal dilanjutkan oleh Dinasti Ayyubiyah dan Mamluk.
Pada 566 H (1170 M), Salahudin Al-Ayubi berhasil membuat bagian-bagian badan kapal di galangan kapal Mesir. Salahudin juga memerintahkan pendi rian dermaga perakitan kapal untuk memasok kapalkapal dalam pertempuran melawan pasukan tentara Perang Salib.
Keunggulan industri pembuatan kapal juga berlangsung hingga di era Kekhalifan Usmani Turki. Pemerintahan Usmani mengembangkan Istanbul (kota Islam) menjadi pusat pelayaran. Sultan Muhammad II pun menetapkan lautan dalam Golden Horn sebagai pusat industri dan gudang persenjataan maritim. Pemerintahan Ottoman juga berhasil membangun sebuah kapal di Gallipoli Ma - ritime Arsenal. Di bawah komando Gedik Ahmed Pasha (1480), Daulah Usmani membangun basis kekuatan lautnya di Istanbul.
Tak heran, jika marinir Turki mendominasi Lautan Hitam dan menguasai Otranto. Saking kokohnya kekuatan militer Ot - toman di lautan, Sultan Salim I kerap berseloroh, ‘’Jika Scorpions (Kristen) menempati laut dengan kapalnya, jika bendera Paus dan raja-raja Prancis serta Spanyol berkibar di pantai Trace, itu semata-mata karena toleransi kami.