REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Ratusan aktivis pro-Palestinadi Prancis menggelar demonstrasi di Paris pada Sabtu (9/12). Aksi ini digelar sebagai bentuk dukungan terhadap rakyat Palestina sekaligus penolakan rencana kunjungan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke negara tersebut.
Dalam aksinya, ratusan aktivis tersebut membawa bendera Palestina serta foto Presiden Prancis Emmanuel Macron. Mereka mengkritik dan mencibir Macron dengan istilah kaki tangan Israel karena bersedia menerima kunjungan Netanyahu yang dijadwalkan tiba di Prancis pada Ahad (10/12).
Pemerintah Prancis sebenarnya telah menyatakan ketidaksepakatannya terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Keputusan tersebut dianggap melawan ketentuan hukum internasional.
"Trump bilang dia punya proyek.Biarkan dia mempresentasikannya, agar intervensi ini bisa dihapuskan denganmemulai kembali proses perdamaian (Palestina-Israel)," ujar Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian.
Macron dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun dilaporkan akan bekerja sama untuk mencoba meyakinkan AS agar mempertimbangkan kembali pengakuannya terkait Yerusalem. Hal ini pentingd ilakukan karena keputusan Trump telah menampakkan dampak buruk bagi kestabilan di daerah tersebut.
Prancis telah menjadi pendukung perjuangan Palestina. Pada 2014, Majelis Nasional Prancis menerbitkan sebuah mosi takmengikat yang meminta pemerintah untuk mengakui Palestina. Namun PemerintahPrancis belum secara resmi melakukannya.