REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BRI Syariah menyatakan komitmennya dalam menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pembiayaan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Keduanya merupakan program subsidi pemerintah yang ditujukan untuk masyarakat mikro.
"Kita serius menjalankan KUR dan FLPP. Maka kita pun terus kembangkan sistem Informasi dan Teknologi (IT) karena tidak mungkin menjalankan keduanya kalau IT tidak bagus," ujar Direktur Utama BRI Syariah Hadi Santoso saat mengunjungi Kantor Republika, di Jakarta, Selasa (12/12).
Ia menuturkan, saat ini BRI Syariah masih menjadi satu-satunya penyalur KUR berskema syariah. Maka, kata dia, harus dilakukan sebaik mungkin, apalagi potensinya pun masih besar.
"Bahkan nyatanya, ada daerah tertentu yang mau terima program KUR. Hanya bila disalurkan oleh bank syariah," ungkap Hadi.
Sebagai informasi, sampai akhir tahun ini BRI Syariah menargetkan penyaluran KUR mencapai Rp 500 miliar. Per Agustus 2017, perusahaan pun sudah menyalurkannya hingga Rp 355 miliar.
Sementara itu terkait FLPP, Direktur Bisnis BRI Syariah Indra Praseno menjelaskan, perusahaan fokus menyalurkan FLPP ke Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Dengan begitu, gaji tidak boleh lebih dari Rp 4 juta.
"Syaratnya cukup ketat untuk penyaluran FLPP, yaitu rumah harus ditempati dan rumah itu harus menjadi rumah pertama. Kalau tidak dihuni langsung dicabut," tegas Indra.
Lebih lanjut, ia menyebutkan, program FLPP ini sebanyak 95 persen dibiayai oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rumah Tangga. Sedangkan 0,5 persennya dibiayai oleh BRI Syariah. "Maka diharapkan program ini bisa diperluas karena pasarnya luar biasa, yang butuh rumah masih banyak," katanya.
Sebelumnya, BRI Syariah telah menargetkan bisa menyalurkan pembiayaan FLPP sebanyak 6.000 unit rumah dengan nilai sekitar Rp 580 miliar. Saat ini, anak usaha Bank Rakyat Indonesia (BRI) itu sudah menyalurkan FLPP ke kurang lebih 11.600 unit.