REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak hanya mausoleum, Dinasti Seljuk juga mewariskan sejumlah karya arsitektur istimewa lainnya, yakni caravanserai (tempat singgah bagi para pendatang), madrasah, dan masjid.
- Caravanserai
Penguasa Dinasti Seljuk begitu banyak membangun caravanserai atau tempat singgah bagi para pendatang atau pelancong. Caravanserai dibangun untuk menopang aktivitas perdagangan dan bisnis. Saat berada di tempat singgah ini, para pelancong dan pedagang dari berbagai negeri akan dijamu selama tiga hari secara cuma-cuma. Tak hanya makanan, mereka juga dijamu dengan aneka hiburan.
Secara fisik, bangunan caravanserai memiliki halaman dan bangunan gedungnya dipercantik dengan pola-pola lengkung. Selain kamar untuk menginap, caravanserai dilengkapi dengan depo, kamar pengawal, dan kandang untuk alat transportasi seperti kuda.
Caravanserai dikelola oleh sebuah lembaga donor. Organisasi itu pertama kali didirikan di Rabat Malik, Iran. Caravanserai di wilayah Persia itu menjadi cikal bakal berdirinya tempat singgah khas Dinasti Seljuk. Caravanserai pertama itu dibangun pada 1078 oleh Sultan Nasr di jalur yang menghubungkan Bukhara Samarkand. Struktur bangunan caravanserai Seljuk meniru istana padang pasir Dinasti Abbasiyah. Bentuknya segi empat dan ditopang dengan dinding yang kuat.
- Madrasah
Menurut ahli etimologi Eropa, Van Berchem, para arsitektur di era Dinasti Seljuk mengembangkan bentuk, fungsi, dan karakter masjid. Bangunan masjid pun diperluas menjadi madrasah. Bangunan madrasah pertama kali muncul di Khurasan pada awal abad 10.
Pada pertengahan abad 11, perdana menteri Kekhalifahan Seljuk, Nizam al-Mulk mengembangkan madrasah dan menjadikannya bangunan publik. Ia terinspirasi oleh penguasa Ghasnavid dari Persia. Di Persia, madrasah dijadikan tempat pembelajaran teknologi. Madrasah tertua yang dibangun Nizam al-Mulk terdapat di Baghdad pada 1064.
Secara fisik, bangunan madrasah Seljuk terdiri atas halaman gedung yang dikelilingi tembok dan dilengkapi empat iwan. Selain ruang belajar, madrasah Seljuk juga dilengkapi dengan asrama.
Salah satu madrasah Seljuk yang bisa dijadikan contoh berada di Anatolia. Bangunan madrasah itu menerapkan karakter khas Iran, termasuk penggunaan iwan dan menara ganda yang membingkai pintu gerbang.
- Masjid
Inovasi lain dari para arsitektur Dinasti Seljuk tampak pada bangunan masjidnya. Masjid Seljuk sering disebut Masjid Kiosque. Bangunan ini selalu dilengkapi kubah dengan menara berbentuk silinder sebagai ganti menara berbentuk segi empat.