REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hujan lebat disertai angin di Ibu Kota sejak Senin (11/12) membuat banyak titik tergenang air. Akibatnya, banyak kendaraan yang tidak dapat melintas. Ditemui di Balai Kota, Selasa (12/12), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bertanggung jawab atas hal itu.
"Jadi, ketika kejadian (banjir) kemarin saya tahu ini tanggung jawab saya. Dan saya instruksikan apa yang menjadi amanat dari saya ke bawah untuk memastikan sampai di ujung paling bawah, semua akan bertanggung jawab," kata Anies menegaskan.
Anies memaparkan, ada beberapa masalah yang menjadi penyebab banjir. Salah satunya, tidak berfungsinya beberapa pompa. Berdasarkan data Pemprov DKI Jakarta, ada 145 rumah pompa, 152 pompa stasioner, dan 150 pompa mobile.
"Nah kemarin yang tidak berfungsi itu yang di Dukuh Atas sehingga menimbulkan genangan. Hanya dua yang berfungsi sehingga perlu waktu satu jam (untuk surut), yang seharusnya tidak terjadi," ujar dia.
Saat pertemuan dengan ketua RT, ketua RW, dan LMK se-Jakarta Utara di Britama Arena Sports Mall, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (12/12), Anies kembali menginstruksikan seluruh aparat Pemprov DKI Jakarta responsif terhadap segala bentuk potensi bencana, termasuk banjir. Kejadian banjir di banyak titik di Ibu Kota pada Senin (11/12) harus dijadikan pelajaran berharga.
Anies kembali mengingatkan tiga pesan untuk mengantisipasi bencana, yakni siaga, tanggap, dan galang. Pesan tersebut bukan hanya ditujukan kepada para aparat Pemprov DKI Jakarta, melainkan juga keikutsertaan warga.
"Perlu diingat untuk semua tiga pesan, yakni siaga, tanggap, dan galang agar antisipasi bencana bisa berjalan dengan baik," kata dia.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta memastikan, telah mengikuti instruksi Gubernur DKI Jakarta terkait penanggulangan banjir. Pada apel siaga, November lalu, Anies telah memberi pengarahan kepada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait, termasuk BPBD untuk selalu siaga dalam menangani bencana.
"Semuanya sudah dijelaskan gubernur waktu apel siaga dan kami mengikuti perintah," ujar Kepala BPBD DKI Jakarta Jupan Royter, Selasa (12/12).
Pada apel siaga tersebut, Anies memerintahkan BPBD dan SKPD terkait untuk selalu melaporkan bencana secara real time atau pada saat itu juga. Komunikasi yang dilakukan bisa menggunakan media tradisional, seperti kentongan atau 'SMS Blast' serta disaster warning system.
Terkait hal tersebut, BPBD DKI Jakarta telah mempersiapkan Call Center Jakarta Siaga 112 dan informasi tentang kebencanaan di media sosial. "Di media sosial, seperti Twitter itu kita aktif memberikan informasi terkait bencana-bencana di Jakarta. Bisa dilihat semuanya di situ," kata Jupan.
Pada Selasa (12/12) siang hingga petang, hujan lebat kembali mengguyur Jakarta. Imbasnya, sejumlah titik kembali digenang air. Hal itu tak ayal membuat lalu lintas kendaraan roda dua ataupun roda empat atau lebih menjadi tersendat. Macet di sejumlah ruas jalan tak terelakkan.
Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya melaporkan, salah satu jalan yang tergenang air adalah di Jalan S Parman. Titik tepatnya adalah di depan halte ujung RS Harapan Kita, arah Tomang, Jakarta Barat, Selasa (12/12).
Petugas gabungan dari Sudin Bina Marga dan kepolisian sudah turun ke lapangan mengeruk aliran air dan mengatur lalu lintas yang padat imbas dari genangan air. Tak hanya itu, genangan air setinggi 30 sentimeter (cm) juga menggenangi jalanan di Jalan Panjaitan, Kebon Nanas, Jakarta Timur. Petugas juga turun untuk mengatur jalannya lalu lintas.
Terowongan Jalan MT Haryono sebelum halte BNN arah Cawang, Jakarta Timur, juga digenangi air setinggi 50 cm. Lalu lintas di lokasi terpantau padat dan kendaraan yang melewati terpaksa melalui pinggir jalan, menghindari genangan air yang cukup tinggi.
(inas widyanuratikah/mg01/zahrotul oktaviani/sri handayani, Pengolah: muhammad iqbal).