Ahad 17 Dec 2017 19:09 WIB

Kemensos Terjunkan Ratusan Tagana Sisir Korban Gempa Jabar

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (kanan)
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan Taruna Siaga Bencana (Tagana) langsung dikerahkan Kementerian Sosial (Kemensos) sesaat setelah gempa bumi 6,9 skala richter (SR) mengguncang Jawa Barat (Jabar), Jumat (16/12). Tagana tersebut bertugas menyisir dan mengevakuasi korban akibat bencana alam ini.

"Tagana yang dikerahkan berasal.dari Kabupaten Tasik, Kota Tasik, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Garut, Kabupaten Pangandaran, dan Kabupaten Banjar. Total ada lebih dari 234 personel," kata Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (17/12).

Seperti diketahui, gempa berkekuatan 6,9 skala Richter mengguncang kawasan Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta, Jumat (15/12) pukul 23.47 WIB. Titik pusat gempa berada di 7.75 LS dan 108.11 BT atau 11 km barat daya Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Pusat gempa berada di kedalaman 107 km.

Selain Tagana, Kemensos juga menerjunkan Tim Layanan Dukungan Psikososial untuk memberikan trauma healing kepada para pengungsi, utamanya kelompok rentan yaitu lansia, ibu hamil, difabel, dan anak-anak. Kemensos, kata Khofifah, telah mendistribusikan bantuan logistik, kebutuhan permakanan dan tenda kepada warga yang membutuhkan melalui posko yang di koordinir oleh Dinas Sosial Provinsi Jabar, dan Dinas Sosial Kabupaten/Kota setempat. Total bantuan logistik yang disalurkan Rp 893 juta.

"Logistik yang dikirim berupa lauk pauk, perlengkapan anak, perlengkapan makan, family kits, tenda serba guna, matras, selimut dan tenda gulung," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga meminta kepala daerah untuk segera mengeluarkan Surat Keterangan Darurat agar kebutuhan logistik segera disebarkan.

"Sekarang yang saya mohon adalah SK Darurat dari bupati, wali kota yang di daerahnya terdampak bencana alam mohon dengan sangat untuk segerakan mengeluarkan SK Darurat. Karena dengan SK Darurat maka kebutuhan logistik terutama cadangan beras pemerintah itu bisa segera disebar," katanya.

Dengan SK Darurat Bupati Wali Kota, kebutuhan logistik berupa beras dapat dikeluarkan 100 ton. Jika beras tersebut sudah habis, maka dengan SK Darurat Gubernur, dapat dikeluarkan 200 ton beras.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Harry Hikmat mengatakan Hasil identifikasi yang berhasil dihimpun pasca gempa bumi di Jawa Barat sampai dengan tanggal 16 Desember, pukul 24.00 WIB sebanyak 13 orang mengalami luka ringan, empat orang mengalami luka berat dan satu orang meninggal dunia atas nama Dede Lutfi, warga Desa Gunungsari RT 04/02 Kecamatan Sadanaya, Kabupaten Ciamis.

"Dilapangan, tim telah mengidentifikasi kondisi rumah warga yang rusak akibat bencana. Hasilnya ditemukan sebanyak 1.897 rumah dalam kondisi rusak ringan, 245 rumah dalam kondisi rusak sedang, sementara sebanyak 336 rumah teridentifikasi rusak berat", ujarnya.

Sementara, untuk meringankan beban para korban, Kemensos telah membuka sejumlah dapur umum lapangan (dumlap). Satu dumlap mampu menyediakan hingga 1.000 porsi makanan.

"Pembentukan dapur umum ini sangat penting guna menjaga kebutuhan dan suplai makanan pengungsi," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement