REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Pemain naturalisasi Herman Dzumafo yang berusia 37 tahun menyatakan siap menjadi pemain pelapis untuk memuluskan rencana pelatih Sriwijaya FC Rahmad Darmawan (RD) menjuarai Liga 1 musim 2018.
Herman Dzumafo mengatakan, tidak terlalu ambil pusing dengan posisinya dalam tim karena dirinya merasa masih sangat mumpuni. Terbukti ia bisa mencetak 11 gol dari 15 pertandingan Liga 2 2017.
Bahkan Dzumafo mampu membawa PSPS Pekanbaru berlaga hingga ke babak 8 besar Liga 2. Tak hanya itu, pada penampilan perdana bersama PSPS di putaran kedua, pemain dengan tinggi badan 183 cm ini berhasil menjaring empat dari enam gol yang berhasil dicetak timnya.
Menurut Dzumafo, RD memiliki penilaian sendiri atas kemampuannya itu. "Ya, saya mengerti soal itu. Ini bukti kecintaan suporter dengan Sriwijaya. Bagi saya, usia itu hanya angka-angka," ujar pemain yang telah merumput di Indonesia sejak 2006 ini.
Dzumafo merupakan penyerang yang diinginkan RD untuk memecah kebutuan jika saja dua striker di lini depan gagal mencetak gol.
Ketiga pemain depan yang sudah direkrut Sriwijaya, yakni Alberto Goncalves, Esteban Vizcarra, dan Manuchehr Jalilov merupakan striker berkarakter pelari. Sementara Dzumafo berkarakter sedikit berbeda karena dapat berperan sebagai target man.
Bagi Dzumafo kedatangannya ke Sriwijaya FC bukan hanya untuk memenuhi hasrat juara tim asal Sumatra Selatan itu, tapi juga karena keinginan pribadinya yakni menjawab kekecewaan publik. Lantaran itu pula, ia menolak tawaran tiga klub Liga 1 yang juga ingin menggaetnya. "Saya pernah di Sriwijaya pada musim 2013, dan saya akui waktu itu belum memuaskan. Saat ada kesempatan kembali ini, saya ingin menebusnya. Masalah jadi pemain inti atau bukan itu bukan masalah,," kata dia.
"Sriwijaya FC akan mengontrak Dzumafo untuk satu musim, namun untuk kepastiannya akan ditetapkan berdasarkan hasil tes kesehatan," kata Sekretaris Tim Sriwijaya FC Achmad Haris. Tes kesehatan direncanakan pada Selasa (19/12) di RS Siloam.