Kamis 21 Dec 2017 10:15 WIB

Harga Ayam di Cianjur Melonjak Hingga Rp 38 Ribu per Kilo

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Teguh Firmansyah
Pedagang daging ayam melayani pembeli (ilustrasi).
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pedagang daging ayam melayani pembeli (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Harga komoditas daging ayam di pasar tradisional Kabupaten Cianjur melonjak dalam beberapa hari terakhir. Kenaikan ini terutama menjelang datangnya Natal dan Tahun Baru 2018.

Informasi menyebutkan, harga daging ayam di Cianjur khususnya Pasar Induk Pasirhayam mencapai Rp 38 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram. Perkembangan harga ini berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan Wakil

Bupati Cianjur, Herman Suherman dan petugas Dinas Koperasi, UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Cianjur dan jajaran Polres Cianjur pada Rabu (20/12) lalu.

"Harga daging ayam terus merangkak naik," ujar salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Induk Pasirhayam, Ayi (43 tahun).

Saat ini harga daging ayam berkisar antara Rp 38 ribu hingga Rp 40 ribu per kilogram. Padahal kata Ayi harga daging ayam pada kondisi normal hanya sebesar Rp 32 ribu per kilogram. Kenaikan kali ini lanjut dia lebih besar bila dibandingkan dengan sebelumnya yang paling tinggi Rp 33 ribu hingga Rp 35 ribu per kilogram.

Perkembangan ini ungkap Ayi dikarenakan harga ayam hidup dari peternakannya mengalami kenaikan. Selain itu ketersediaan barang atau daging ayam mengalami penurunan. Ayi mengakui, kenaikan tersebut memang sering terjadi setiap menjelang momen hari besar seperti Natal dan Tahun Baru. Namun lanjut dia pada akhir tahun ini disebutnya paling tinggi dibandingkan sebelumnya.

Ditambahkan Ayi, kenaikan tersebut menyebabkan omzet penjualan para pedagang daging ayam turun. Pasalnya pada hari biasa ia bisa menjual sebanyak 100 kilogram daging ayam. Saat ini berkurang menjadi 50 Kilogram per hari. Ke depan ia berharap harga daging ayam kembali normal sehingga omzet penjualan naik.

Wakil Bupati Cianjur, Herman Suherman menerangkan, kenaikan tersebut diduga disebabkan peternak yang seenaknya menaikkan harga. Sehingga lanjut dia pemkab akan melakukan kajian terkait biaya ternak per ekornya.

Upaya ini ungkap Herman untuk melihat biaya dari upah, pakan, dan faktor lainnya. Sehingga nantinya bisa terlihat penyebab dari kenaikan harga daging ayam di pasaran.

Ke depan lanjut Herman, pemkab bersama dengan Polres Cianjur akan melakukan koordinasi mengenai perkembangan harga daging ayam tersebut. Hal ini untuk menindak bila nantinya ditemukan ada permainan harga yang tidak dibenarkan sesuai aturan yang berlaku.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement