REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Putra kedua mendiang Muammar Qaddafi, Saif al-Islam Qaddafi berpeluang tampil dalam pemilihan presiden Libya 2018. Saif sebelumnya ditahan oleh militan Libya usai tumbangnya rezim sang ayah, enam tahun silam.
Saif telah dibebaskan Juni tahun ini. Salah satu juru bicara keluarga Qaddafi, Basem al-Hashimi al-Soul mengatakan bahwa Saif siap tampil dalam pemilihan presiden.
“Saif al-Islam Gaddafi, anak dari mantan presiden Qaddafi, senang dengan dukungan yang diberikan oleh rakyat dan dia siap ikut dalam pemilihan umum pada 2018," kata Basem al-Hashimi al-Soul, seperti dikutip dari Africa News, Kamis (21/12).
Saif sendiri, kata Basem, sudah punya rencana jika memenangkan pemilu Libya. Dia berharap PBB membantu Libya pada pada transisi hingga terciptanya kestabilan. "Saif punya misi untuk mengembalikan keamanan dan stabilitas di seluruh wilayah Libya dengan melibatkan seluruh faksi," kata Al-Soul.
Kondisi Libya bergolak oleh perang saudara dan konflik sipil usai tumbangnya Muammar Qaddafi dari tampuk kekuasaannya pada 2011. Padahal, Libya sebelumnya adalah negara yang punya pengaruh politik dan ekonomi di Afrika Utara dan Liga Arab.
Sejumlah media Timur Tengah pun ramai membahas peluang kembalinya klan Qaddafi ke tampuk kekuasaan Libya. Al-Arabiya misalnya membahas kemungkinan kemenangan Saif al-Islam Qaddafi dalam pemilihan presiden Libya mendatang.