Kamis 21 Dec 2017 14:05 WIB

Warga Kelaparan, Saudi Buka Pelabuhan Yaman

Rep: Marniati/ Red: Fitriyan Zamzami
persediaan makanan di Yaman. Ilustrasi
Foto: Middle East Monitor.
persediaan makanan di Yaman. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ADEN -- Koalisi pimpinan Arab Saudi mengatakan pada Rabu (20/12) pihaknya akan membuka pelabuhan Hodeidah di Yaman selama satu bulan untuk masuknya bantuan kemanusian. Hal itu dilakukan terlepas serangan rudal terbaru dari Houthi terhadap Riyadh.

"Komando koalisi mengumumkan bahwa pelabuhan Hodeidah akan tetap terbuka untuk persediaan bantuan kemanusiaan," kata koalisi tersebut dalam sebuah pernyataan yang disampaikan oleh kantor berita negara Saudi SPA.

Koalisi yang mengendalikan wilayah udara dan pelabuhan Yaman, mengatakan bulan lalu bahwa hal itu akan memungkinkan bantuan kemanusiaan melalui Hodeidah menyusul blokade hampir tiga pekan yang diberlakukan karena sebuah serangan rudal ke bandara internasional ibu kota Saudi.

Pihak Saudi mengatakan, pelabuhan Laut Merah yang merupakan pintu masuk utama Yaman untuk persediaan makanan dan bantuan kemanusiaan, juga merupakan pusat yang digunakan oleh Houthi untuk membawa senjata, yang diduga berasal dari Iran. Teheran membantah tuduhan tersebut.

Duta Besar Saudi untuk Yaman Mohammed al-Jaber mengatakan koalisi tersebut juga akan mengizinkan penyediaan empat derek ke pelabuhan untuk meningkatkan pengiriman bantuan ke negara yang telah mengalami perang tersebut. Namun ia tidak memberikan rincian bagaimana derek akan dikirimkan.

Arab Saudi mengatakan sejak perang dimulai, Houthi telah menembakkan 83 rudal balistik ke arah kerajaan. Serangan rudal Houthi terbaru menandai 1.000 hari sejak koalisi melakukan intervensi dalam perang Yaman pada Maret 2015. Koalisi Saudi mencoba mengembalikan kekuasaan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang coba digulingkan pemberontak Houthi. 

Sepanjang pertempuran yang terjadi dalam dua tahun terakhir, sedikitnya 10 ribu warga sipil di negara itu tewas. Kondisi krisis akibat perang juga membuat masyarakat Yaman menderita kelaparan. 

Tak hanya itu, situasi diperburuk dengan wabah kolera yang menyebar. Sebanyak 500 orang tewas dan diperkirakan 150 ribu kasus baru penyakit itu masih dapat bermunculan dalam enam bulan ke depan. 

Kemudian, setengah fasilitas kesehatan di negara itu juga tidak bisa berfungsi sepenuhnya. PBB mengatakan saat ini sebanyak 19 juta dari 28 juta penduduk Yaman memerlukan bantuan kemanusiaan segera.

Awal tahun ini, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan koalisi tersebut mengubah empat derek yang disumbangkan Amerika Serikat ke Program Pangan Dunia untuk meningkatkan operasi bantuan di Hodeidah.

Perancah-perancah akan didirikan guna mengganti bagian infrastruktur pelabuhan yang dihancurkan oleh serangan udara koalisi pada Agustus 2015. Kerusakan ini memaksa kapal untuk berbaris di lepas pantai karena tidak dapat dibongkar.

Koalisi tersebut mengatakan kapal-kapal yang membawa bahan bakar dan makanan juga diizinkan masuk.

Sementara itu, Kantor berita negara Saudi SPA mengatakan Raja Salman melakukan komunikasi dengan Presiden AS Donald Trump untuk meminta pertanggungjawaban rezim Iran atas keterlibatannya dalam memasok milisi Houthi dengan rudal untuk mengancam keamanan kerajaan.

Gedung Putih mengatakan kedua pemimpin tersebut menyetujui pentingnya menghidupkan kembali proses politik untuk mengakhiri perang di Yaman. Raja Salman juga memberi tahu Trump mengenai rencana Saudi untuk meringankan krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh konflik tersebut. n

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement