REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Network for South East Asian Studies (NSEAS), Muchtar Effendi mengaku sulit memprediksi sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di Pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat (Pilkada Jabar) 2018 mendatang. Sebab menurutnya, PDIP dinilai sangat pragmatis dan realistis.
"Di Jabar, PDIP memiliki banyak kader politisi di pemerintahan. Tetapi, acapkali di wilayah tertentu PDIP tidak mengajukan kader sendiri untuk cagub," katanya, Selasa (26/12).
Muchtar justru mengaku sulit memahami jika partai berlambang banteng tersebut justru mendukung jenderal polisi di Pilkada Jabar. Pasalnya, secara sosiologis menurutnya persepsi positif masyarakat Jabar tentang keberadaan perwira polisi relatif rendah.
Diketahui sebelumnya, PDIP disebut-sebut mendukung mantan kapolda Jawa Barat, Irjen Polisi Anton Charliyan sebagai kandidat bakal calon Gubernur Jawa Barat. Meskipun secara resmi dukungan tersebut belum diumumkan secara terbuka, namun Anton mengaku sudah melakukan komunikasi dengan PDIP dan melakukan sosialisasi ke masyarakat.
"Komunikasi, paling ya saya hanya ingin menanyakan kabar mohon segera biar ada kepastian sehingga saya bisa langsung bergerak," tutur Anton, Ahad (24/12).