Kamis 28 Dec 2017 14:10 WIB

Dedi Mulyadi: Deddy Mizwar Jodoh Saya

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Pemenang Pemilu Wilayah Jawa dan Sumatera Partai Golkar, Yusron Wahid (kedua kiri) dan Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi (keempat kiri) memperlihatkan Surat Keputusan dan rekomendasi dukungan bakal calon gubernur atau wakil gubernur di Kantor DPD Partai Golkar Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/12).
Foto: Antara/Novrian Arbi
Ketua Pemenang Pemilu Wilayah Jawa dan Sumatera Partai Golkar, Yusron Wahid (kedua kiri) dan Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi (keempat kiri) memperlihatkan Surat Keputusan dan rekomendasi dukungan bakal calon gubernur atau wakil gubernur di Kantor DPD Partai Golkar Jawa Barat, Bandung, Jawa Barat, Rabu (27/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pilkada Jabar 2018 kian menarik. Apalagi, munculnya koalisi Partai Golkar dan Demokrat yang mengusung Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar. Saat ini, kedua partai tersebut menyatakan diri sebagai 'koalisi sajajar.'

Ketua DPD Partai Golkar Jabar, Dedi Mulyadi, menilai, dipasangkannya dirinya dengan Wakil Gubernur Deddy Mizwar merupakan sudah jodoh. Apalagi, selama ini banyak kesamaan pandangan antara dia dan Demiz (panggilan akrab Deddy Mizwar). Karena itu, chemistry keduanya mudah terbangun. "Pak Demiz, merupakan jodoh buat saya," ujar Dedi, kepada Republika.co.id, Kamis (28/12).

Dedi menuturkan, secara pribadi banyak kesamaan antara ia dan Demiz. Terutama, dari sisi prinsip serta ketegaran. Yaitu, sampai saat ini Demiz tetap tegar meskipun dirinya tidak lagi diusung oleh PKS. Padahal, dulunya PKS sudah mendeklarasikan mendukung Jendral Naga Bonar tersebut. Tetapi, di pertengahan jalan, PKS justru mengusung pasangan Sudrajat dan Ahmad Syaikhu.

Meski demikian, Demiz tetap tegar. Serta, tetap mengalir seperti air. Kondisi itu, hampir sama seperti yang dialami oleh Dedi Mulyadi.

Saat Golkar di bawah pimpinan Setya Novanto, rekomendasi partai itu justru jatuh pada Wali kota Bandung, Ridwan Kamil.

Meski demikian, lanjut Dedi, ia tetap bertahan di partai tersebut. Bahkan, Dedi menjadi inisiator terjadinya Munaslub di tubuh Golkar, pascapenahanan Setya Novanto oleh KPK.

Setelah ada kepengurusan baru di DPP Golkar, akhirnya rekomendasi calon gubernur Jabar dari partai berlambang pohon beringin ini jatuh ke Dedi Mulyadi. Partai ini, kemudian berkoalisi dengan Partai Demokrat. Kemudian, koalisi kedua partai ini mengusung Dedi Mulyadi dan Deddy Mizwar. "Kami juga punya kesamaan mengenai tata kelola lingkungan. Selain itu, kami bisa mewakili kultur betawi (Pak Demiz) dan sunda," ujarnya.

Terkait dengan posisi, Dedi menegaskan, sampai saat ini tidak berbicara mengenai itu. Sebab, jika membahas posisi berarti orientasinya mengenai kekuasaan.

Untuk itu, mengenai posisi calon gubernur dan calon wakil gubernur ini akan dibicarakan di internal partai koalisi. Adapun untuk deklarasi, Dedi menjanjikan akan dilakukan pada awal Januari 2018 mendatang.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement