REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- Baku tembak maut yang dipicu oleh gerilyawan di dalam satu kamp paramiliter Pasukan Polisi Cadangan Sentral (CRPF) berakhir pada Senin (1/1), dan korban jiwa bertambah jadi delapan, kata beberapa pejabat.
Korban jiwa meliputi lima personel paramiliter dan tiga gerilyawan. Pada Ahad malam, CRPF mengumumkan semua ketiga gerilyawan tewas, namun baku-tembak baru di dalam kampus itu pada Senin menepis pernyataan tersebut.
"Operasi berlanjut sepanjang malam dan seorang gerilyawan yang bersembunyi di gedung dalam kampus tersebut tewas hari ini. Dan operasi berakhir," kata seorang pejabat senior CRPF India S.N. Srivasta kepada media.
"Sebagian operasi pencarian masih berlangsung sebab kami ingin menghilangkan setiap kemungkinan seseorang bersembunyi di sana, walaupun peluangnya suram, tapi kami ingin benar-benar yakin," katanya.
Beberapa orang yang diduga sebagai "fidayeen" (penyerang bunuh diri) menyerbu kamp CRPF pada pukul 02.00 waktu setempat, Ahad, di dekat Jalan Raya Srinagar-Jammu di Desa Lethpora-Awantipora, Kabupaten Pulwama, sekitar 26 kilometer di sebelah selatan Kota Srinaga, Ibu Kota Musim Panas Kashmir yang dikuasai India.
Baku-tembak berlangsung selama dua hari dan kedua pihak saling melepaskan tembakan gencar selama peristiwa tersebut. Beberapa laporan mengatakan pasukan pemerintah menggunakan mortir dan peledak rakitan untuk menaklukkan gerilyawan yang memasuki kampus pelatihan itu untuk menyerang personel paramiliter.
Tiga personel paramiliter yang cedera dalam serangan tersebut dirawat di rumah sakit dan menjalani perawatan.
Meskipun empat personel paramiliter tewas saat melawan gerilyawan, orang kelima meninggal akibat serangan jantung selama serangan awal, kata beberapa pejabat. Beberapa pejabat mengatakan, di antara ketiga gerilyawan yang tewas, dua diidentifikasi sebagai kader lokal faksi Jaish-e-Mohammad, sedangkan orang ketiga yang belum dipastikan identitasnya dikatakan sebagai orang asing.
Sementara itu, ratusan orang pada Senin ikut dalam prosesi pemakaman dua gerilyawan lokal yang tewas. Keduanya dimakamkan di desa tempat tinggal mereka di kabupanten tersebut. Orang yang berkabung termasuk lelaki dan perempuan turun ke jalan sambil meneriakkan slogan pro-kemerdekaan dan anti-India.
Di Desa Drabgam di kabupaten tersebut, bentrokan terjadi antara orang yang berduka dan pasukan pemerintah. Sementara pemuda melemparkan batu ke arah pasukan polisi dan paramiliter, mereka menembakkan gas air mata dan melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa.
Faksi Jaish-e-Mohammad pada Ahad mengaku bertanggung-jawab atas serangan itu. Satu pernyataan yang dikeluarkan oleh faksi tersebut kepada organisasi berita lokal mengatakan tiga gerilyawannya telah menyerbu kamp tersebut.
Kepala Polisi Wilayah itu Shesh Paul Vaid dan pejabat senior CRPF Srivastava mengatakan kepada media setempat mereka memiliki keterangan mengenai serangan gerilyawan yang mungkin dilancarkan di wilayah tersebut selama tiga hari belakangan. Perang gerilya berkecamuk antara gerilyawan dan tentara India yang ditempatkan di wilayah itu sejak 1989. Namun, personel polisi India belakangan ini juga telah dilatih untuk memerangi gerilyawan.