REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Unjuk rasa di Iran telah memasuki hari keenam. Otoritas Iran bersikap tegas dengan menangkapi dan membubarkan para demonstran.
Juru bicara Partai Pembangunan dan Keadilan (AKP) Turki Mahar Unal menilai, Iran menghadapi 'manipulasi sangat serius.' Sejumlah negara berpengaruh, kata ia, telah mengintervensi problem sosial dan ekonomi negara tersebut.
"Jika kamu memiliki sejumlah masalah, masalah yang kamu hadapi mau tak mau akan dimanfaatkan oleh lawan Anda. Masalah ini akan dimanipulasi oleh mereka," ujarnya dalam wawancara dengan CNN Turk dan dilansir oleh Anadolu, Selasa (2/1).
Sinyal itu, kata ia, terlihat dari pernyataan yang disampaikan oleh Amerika Serikat, terutama Presiden AS Donald Trump. Presiden Trump menyatakan, "Sudah waktunya Iran berubah".
Ada juga pernyataan, "AS melihat situasi yang berkembang di Iran." Kemudian, AS juga menilai Iran hanya memiliki sedikit makanan, inflasi yang tinggi dan tidak ada hak asasi manusia.
Unal menganggap, AS ingin membuat transformasi di kawasan sejalan dengan kepentingannya. Ribuan orang turun ke jalanan sejumlah kota di timur laut seperti Mashad dan Kashmar. Mereka menentang tingginya harga bahan kebutuhan pokok dan ketidakbecusan pemerintah. Demonstrasi juga menyebar ke kota lain, termasuk di ibu kota Teheran.