REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong-un kembali membuka saluran komunikasi dengan Korea Selatan (Korsel). Pengembalian saluran komunikasi itu disampaikan pejabat tinggi Korut dalam sebuah pernyataan melalui televisi.
Saluran komuniasi itu dibuka sebagai langkah awal dari pertemuan yang direncanakan kedua negara. Pemerintah korut berencana mengirim delegasi ke Korsel terkait keikutsertaan mereka dalam ajang Pyeongchang Winter Olympics bulan depan.
Seperti dinukil dari laman Fox News, Rabu (3/1) Ketua Komite Reunifikasi Perdamaian Ri Son Gwon mengatakan, Korut akan bernegosiasi dengan Korsel secara tulus dan hati-hati. Ini, dia melanjutkan, sesuai dengan amanat yang diberikan Presiden Kim Jong-un.
Ri mengatakan, kedua negara akan membahas sejumlah isu terkait potensi pengiriman delegasi untuk kompetisi olahraga tersebut. Kendati, Ri tidak menjelaskan lebih lanjut tentang proposal dialog yang dikirimkan pemerintah Korsel.
Pembukaan jalur komunikasi itu dinilai menjadi langkah penting untuk meningkatkan bilateral kedua negara. Presiden Korsel Moon Jae-in berencana mengadakan perbincangan tingkat tinggi dengan Korut agar hubungan kedua negara menjadi lebih baik lagi.
Sebelumnya, jalur komunikasi Korut dan Korsel diputus pada 2016 lalu. Hal itu ditandai dengan ditangguhkannya operasional Kaesong industrial yang dijalankan kedua negara. Kaesong merupakan salah satu poin terakhir dari kerja sama antara kedua Korea dan sumber pendapatan utama Pyongyang.
Sementara, Kim Jong-un mengungkapkan keikutsertaan Korut dalam kompetisi tersebut merupakan langkah yang baik unutk meredakan tensi. Hal itu, dia melanjutkan, juga akan menghangatkan kembali hubungan yang telah dingin antara kedua negara.
Melunaknya sikap Korut terjadi di tengah kian beratnya sanksi internasional yang dijatuhkan ke Pyongyang. Sanksi dijatuhkan menyusul sikap 'bandel' Korut yang tak mau mundur dari program nuklirnya.