Senin 08 Jan 2018 16:19 WIB

Masalah Ketegangan Militer Jadi Bahasan Korsel-Korut

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Korsel dan Korut
Korsel dan Korut

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Menteri Unifikasi Korea Selatan (Korsel) Cho Myoung-gyon mengatakan, Korsel akan membahas cara untuk mengurangi ketegangan militer dengan Korea Utara (Korut) dalam perundingan tingkat tinggi yang digelar pada Selasa (9/1).

Pembahasan ini akan menjadi topik utama dalam perundingan tersebut selain rencana Korut berpartisipasi dalam gelaran Olimpiade Musim Dingin PyeongChang di Korsel.

"Pada dasarnya, kedua belah pihak akan fokus pada Olimpiade.Ketika membahas hubungan antar-Korea, pemerintah akan berupaya untuk mengangkatmasalah keluarga yang dilanda perang dan cara untuk mengurangi ketegangan militer," ungkap Cho pada Senin (8/1), dikutip laman Yonhap.

Cho memang akan memimpin delegasi pemerintah Korsel yang beranggotakan lima orang dalam perundingan tingkat tinggi dengan Korut.   Selain Cho, ada nama Wakil Menteri Unifkasi Korsel Chun Hae-sung yang disebut memiliki berbagai pengalaman dalam pembicaraan antar-Korea. Ini merupakan pertama kalinya menteri dan wakil menteri unifikasi Korsel disertakan bersama dalam sebuah delegasi.

"Setelah perundingan tingkat tinggi pekan ini, akan ada kebutuhan untuk melanjutkan diskusi di tingkat pekerjaan. Karena itulahpemerintah membuat komposisi delegasi sedemikian rupa," kata Cho menjelaskan.

Pada 17 Juli 2016, Pemerintah Korsel mengusulkan untuk menyelenggarakan sebuah perundingan militer dengan Korut guna mengurangi ketegangan di zona perbatasan kedua negara. Namun usulan tersebut tak segera direspons oleh Pyongyang.

Kemudian pekan lalu, Kementerian Unifikasi Korselmengumumkan bahwa Korut telah bersedia untuk berpartisipasi dalam perundingan. "Korut memberitahu Seoul bahwa pihaknya telah menerima tawaran terbaru Korsel untuk perundingan pada Selasa (9/1) pekan depan," ungkap Kementerian Unifikasi Korsel dalam sebuah pernyataan pekan lalu.

Kesepakatan perundingan ini tercapai setelah Korsel dan Amerika Serikat (AS), pada Kamis (4/1), sepakat untuk menunda latihan militergabungan selama Olimpiade Musim Dingin berlangsung. Korut diketahui telah lama mengecam latihan militer gabungan Korsel dan AS karena dianggap memprovokasi peperangan.

Perundingan pada Selasa esok akan menjadi dialog antar-Korea pertama sejakDesember 2015. Korsel berharap dialog ini akan membantu membuka jalan bagipenyelesaian masalah nuklir Korut serta memulai perundingan yang lebih luasdengan menyertakan AS di dalamnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement