Senin 08 Jan 2018 21:22 WIB

Datang ke Rumah Megawati, Gus Ipul Bawa Pesan Ulama Jatim

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) usai menyambangi kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta pada Senin (8/1) petang.
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) usai menyambangi kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta pada Senin (8/1) petang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon gubernur Jawa Timur dari PKB Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyambangi kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta pada Senin (8/1) petang. Menurutnya kedatangannya untuk menyampaikan pesan dari para sesepuh kyai maupun ulama Jawa Timur.

Hal ini berkaitan Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018, dimana hingga saat ini belum ada calon wakil gubernur yang ditentukan pasca mundurnya Azwar Anas. "Yang jelas tadi harapan para ulama sudah disampaikan, pertama para ulama tetap dalam satu barisan, kedua berharap ya koalisi nasionalis religius antara PDIP Perjuangan dan PKB tetap bisa bersama-sama di pilgub 2018  Pilgub Jatim," ujar Gus Ipul.

Ia juga melaporkan wacana-wacana berkembang terkait nama calon wakil gubernur pendampingnya yang muncul kepada Megawati. Namun kata dia, wacana-wacana tersebut sifatnya sebatas ditampung untuk menjadikan masukan.

Sedangkan keputusannya diserahkan kepada PDIP. Gus Ipul juga tidak memastikan apakah nama calon wakilnya adalah kader internal PDIP atau kader Parpol lain.

"Belum bisa komentar saya, semua nama-nama yang berkembang itu adalah orang-orang yang berprestasi dan sudah berkarya, kan ditampung tapi selebihnya Bu Mega sudah sering disampaikan akan mengambil keputusan itu berdasarkan kepentingan bangsa dan bersama bukan kepentingan masing-masing," ujar Gus Ipul.

Namun demikian Gus Ipul tetap membuka peluang ada komunikasi dari partai lain terkait penclaonan di Jawa Timur.  Namun ia kembali menegaskan, harapan pada kyai dan para ulama agar tetap bersama di PDIP di Jatim.

"Politik itu kan tidak ada yang tidak mungkin tapi sudah disampaikan pesannya kyai dan ulama. jadi sementara ya itu aja dulu, selebihnya nama-nama semua yang berkembang ini adalau wacana yang patut diapresiasi dihitung dan dipertimbangkan selebihnya yang akan diputuskan PDIP," ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement