Rabu 10 Jan 2018 23:10 WIB

Ibu Pembakar Istana Siak Sebut Anaknya Alami Gangguan Jiwa

Istana Siak
Foto: Republika/Erik Purnama Putra
Istana Siak

REPUBLIKA.CO.ID, SIAK -- Ibu kandung pembakar Istana Siak, Syarifah Nadira mengatakan, anaknya TSA alias Faisal mengalami gangguan kejiwaan sejak lima tahun terakhir. TSA sempat dirawat untuk mendapatkan pengobatan.

"Dia masih menjalani perawatan dan juga minum obat," ujarnya Syarifah kepada Antara di Mapolres Siak, Rabu (10/1) malam.

Syarifah Nadira diketahui masih keturunan keluarga Kesultanan Siak Sri Indrapura. Perempuan berusia 60 tahun ini sekarang berada di Mapolres Siak untuk menemui anaknya yang pada Rabu siang diringkus tim gabungan Polda Riau dan Polres. Ia mengaku terkejut mendengar informasi penangkapan anaknya yang langsung menjadi tersangka dalam insiden pembakaran Istana Siak Sri Indrapura pada Senin lalu (8/1).

"Saya tidak tahu menahu terkait pembakaran yang dilakukan anak saya. Saya baru saja mengetahuinya," katanya dengan nada sedih.

(Baca: Polisi Tangkap Pelaku Pembakar Istana Siak)

Dia menyebutkan, sejauh ini anaknya masih menjalani rutinitas pengobatan dan aktif minum obat dari rumah sakit. Ia tidak menduga bahwa anaknya melakukan tindakan tersebut, sebab Faisal dalam kesehariannya bekerja sebagai pegawai honorer di Badan Pendapatan Daerah Provinsi Riau dan ditempatkan di Kantor Samsat Rumbai, Pekanbaru.

Dia menyebutkan, dirinya sendiri memang sudah di Siak sejak Senin (8/1) sebab diundang pemerintah daerah untuk rapat kekeluargaan Sultan. Selain itu anak perempuannya juga sedang dirawat di RSUD Siak.

Saat mendengar adanya informasi anak sulungnya yang berusia 41 tahun itu ditangkap polisi dan dibawa ke Polres Siak, ia pun langsung ke Mapolres.

Sementara Kapolres Siak AKBP Barliansyah SIK menyebutkan, pihaknya belum bisa memastikan keterangan keluarga yang menyatakan tersangka mengalami gangguan kejiwaan. Sebab yang berhak menyatakan dirinya dalam keadaan tidak sehat adalah psikiater.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement