Jumat 12 Jan 2018 20:15 WIB

KLHK Sebut Kawasan Konservasi Berpotensi Jadi Tempat Wisata

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Bayu Hermawan
Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar (kanan) berdiskusi bersama Pemred Harian Republika Irfan Djunaidi saat bertemu di Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Jakarta, Jumat (12/1).
Foto: Republika/ Wihdan
Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar (kanan) berdiskusi bersama Pemred Harian Republika Irfan Djunaidi saat bertemu di Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Jakarta, Jumat (12/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan program Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) berpotensi untuk dikerjasamakan. Terutama kerjasama dengan dunia usaha pariwisata.

Sebab sampai 2017, pengunjung yang datang ke taman atau wilayah konservasi mencapai tujuh jutaan. "Itu meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 6,2 juta," ujar Menteri LHK Siti Nurbaya kepada Republika.co.id di Jakarta, Jumat, (12/1).

Menurutnya, kenaikan tersebut dikarenakan kawasan konservasi yang memang baru dibuka untuk umum. "Dari kita daerah konservasi baru berani buka. Sebelumnya kan tertutup, sekarang pendekatannya source2 kawasan ini sudah harus jadi bagian dari pengembangan wilayah," jelas Siti Nurbaya.

Dirinya menegaskan, dengan mengembangkan wilayah konservasi terutama ke arah pariwisata, dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. "Jadi beberapa hal bisa kita kerjasamakan, yang penting kaidah konservasinya terus berjalan," tambahnya.

Sebagai informasi, rencana strategis Direktorat Jenderal KSDAE pada 2015 sampai 2019 disusun sebagai amanat dari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Tujuannya agar upaya konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya bisa berjalan pada arah benar, mencapai tujuan dan sasarannya secara efektif, serta pencapaian multimanfaat keanekaragaman hayati untuk kepentingan ekonomi, sosial, juga ekologi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement