REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Alumni aksi 212 yang juga merupakan juru bicara Front Pembela Islam (FPI) Slamet Maarif mengatakan, Facebook (FB) punya pengaruh besar terhadap FPI. Sebab, FB juga dijadikan sebagai media dakwah FPI kepada seluruh umat Islam.
"Karena bagiamanapun saya akui, kami akui ada andil besar FB terhadap dakwah kita. Kita masih membutuhkan FB bagi dakwah kita," kata Slamet di depan kantor FB, tepatnya di Gedung Capital Place, Jakarta, Jumat (12/1).
Slamet mengatakan, terkait penutupan 59 akun Facebook FPI oleh pihak Facebook, pihaknya tidak ada rencana untuk memboikot FB. Sementara, Muslim Cyber Army mempunyai wacana untuk memboikot FB dan berupaya untuk membuat akun baru. Akun tersebut, katanya sudah diluncurkan, namun masih dalam tahap penyempurnaan.
"Kemarin dari teman-teman Muslim Cyber Army yang ada wacana boikot FB kemudian berupaya membuat akun baru. Sekarang sudah launching, saya lupa namanya. Tapi sedang proses penyempurnaan, termasuk kemampuan menangani hacker," tambahnya.
Pemblokiran tersebut ,katanya, merupakan bentuk kezaliman terhadap Islam. Sebab, FB memutuskan sepihak untuk menutup akun FPI yang digunakan sebagai media dakwah. Sementara, akun yang menyebar kebencian dibiarkan oleh pihak FB.
"Yang memprihatinkan ada akun kemanuisan kami yang membantu korban banjir membangun rumah, itu diblokir. Akunnya gerakan Indonesia Shalat Subuh di blokir juga," tambahnya.
Jika dikatakan akun yang diblokir tersebut berbahaya, Slamet mengatakan, harus ada bukti yang menyatakan bahwa akun-akun tersebut memang berbahaya. "Harus ada buktinya, makanya (kita) ada komunikasi sama FB standarnya apa (akun tersebut diklaim berbahaya)," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Jumat (12/1), Front Pembela Islam (FPI) dan sejumlah organisasi Islam melakukan aksi demo didepan kantor Facebook Indonesia di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Massa yang tergabung dalam aksi damai 121 'Tolak Kezholiman FB' tersebut meminta kejelasan atas ditutupnya beberapa akun FPI oleh facebook.
Oleh sebab itu, 15 perwakilan pengunjuk rasa menemui pihak FB dengan menyampaikan poin-poin tuntutan mereka kepada FB. Namun, ketika memasuki kantor FB, tidak ada aktivitas yang terlihat di dalam kantor. Sehingga perwakilan hanya dapat menemui pihak pengelola gedung dan menyampaikan tuntutan tersebut kepada pengelola, yang nantinya akan diserahkan kepada pihak FB.
Tuntutan tersebut di antaranya, pertama agar FB tidak semena-mena terhadap akun-akun milik Umat Islam. Kedua, agar FB teliti dan cermat dalam bertindak di negeri mayoritas Muslim yang berdasarkan Pancasila ini, yang sila pertamanya adalah "Ketuhanan Yang Maha Esa".
Sementara, tuntutan ketiga yaitu, agar FB bersikap netral terhadap konsumennya dan tidak menjadi kepentingan golongan tertentu. Sedangkan poin yang keempat, bila sikap semena-mena dan tidak adil kembali ditunjukkan, maka pengunjuk rasa akan datang kembali kekantor FB dengan jumlah massa yang lebih besar.