REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Rahma Sulistya
Presidium Alumni 212 gerah atas sikap La Nyalla yang membawa-bawa alumni 212 dalam konfliknya dengan Prabowo Subianto.
La Nyalla Mattalitti membuat geger jagad politik nasional di tengah sedang berlangsungnya proses politik pilkada serentak 2018. Ada dua geger yang dibuat kandidat cagub Jatim yang akhirnya gagal maju itu.
Pertama, secara tegas La Nyalla mengaku diminta uang mahar politik oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebesar Rp 40 miliar. Uang itu akan dipakai untuk penyiapan saksi-saksi di TPS-TPS yang jumlahnya puluhan ribu itu.
Kedua, La Nyalla, mantan ketua umum PSSI itu, membawa-bawa bendera alumni 212 dalam 'serangan' telaknya kepada Prabowo itu. Dalam jumpa pers di Jakarta, La Nyalla didampingi pegiat Alumni 212 yang juga Sekjen Forum Umat Islam Al-Khaththath.
“Saya ingatkan ulama dan umat 212, jangan mau lagi ditumpang-tumpangi sama partai yang nggak jelas,” tegas La Nyalla saat jumpa pers.
La Nyalla mengaku mendapat amanah dan dukungan dari para ulama untuk maju sebagai cagub Jatim 2018. Namun, meski sudah menemui Amien Rais dan Rachmawati Soekarnoputri, upaya pencalonannya gagal.
Ustaz Abdul Rasyid bahkan membuat surat resmi dari Presidium Alumni 212 yang diserahkan Al-Khaththath kepada ketua umum partai, namun tetap pilihan partai tak berubah. La Nyalla kecewa dan mengungkit lagi jasa-jasanya selama menjadi kader Gerindra sejak 2009.
"Sejak 2009 saya berjuang untuk 08 (Prabowo) sampai 2018," kata La Nyalla.
Sejumlah tokoh Alumni 212 selain Al-Khatthath, ada Aminuddin dan Faisal Aseggaf yang mendukung La Nyalla. La Nyalla pun menyerukan kepada seluruh ulama dan Presidium Alumni 212 agar tak mau lagi dijadikan alat politik.
Al-Khaththath juga sempat menyampaikan keprihatinannya atas gagalnya La Nyalla menjadi cagub Jatim. Kata dia,
memang ada sejumlah kader dari aksi-aksi Bela Islam 212 yang diajukan tampil pada gelanggang pilkada serentak. Dari 171 alumni, mereka mengajukan lima agar bisa diberikan rekomendasi khusus.
"Dari lima nama itu salah satunya adalah Mas La Nyalla, itu ternyata tidak satupun yang diberikan rekom. Kita kan menganggap para ulama sudah memperjuangkan dengan pengerahan Aksi Bela Islam 212 yang sangat fenomenal dan kita di Jakarta sudah berhasil, memunculkan Gubernur Anies-Sandi,' kata Al-Khaththath.
Garda 212 protes
Alumni 212 yang lain menolak sikap La Nyalla yang bawa-bawa Alumni 212 dalam kaitan tudingannya kepada Prabowo. Mereka meminta agar La Nyalla yang memang sedang kecewa agar tidak menyinggung 212 dalam konfliknya dengan Prabowo Subianto.
Ketua Umum DPP Garda 212 Ustaz Ansufri Idrus Sambo memberikan pernyataan sikapnya terkait kekecewaan La Nyalla itu. Dalam pernyataan sikapnya, Sambo menyatakan tiga poin penting.
Poin pertama, keberatan atas ucapan La Nyalla yang membawa-bawa nama Presidium Alumni 212. "Saya menyayangkan pernyataan itu yang ikut bawa alumni 212 atas kegagalan beliau yang tidak dicalonkan Gerindra," papar Sambo di Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (13/1).
Menurut dia, kekecewaan itu hanyalah urusan pribadi La Nyalla dengan Partai Gerindra atau Prabowo, dan tidak ada kaitannya dengan 212. Meskipun La Nyalla merupakan alumni 212, namun ia tidak bisa membawa-bawa 212 sebagai pencalonan gubernur Jawa Timur.
Poin kedua, Ustaz Sambo mengimbau kepada para Alumni 212, khususnya beberapa petinggi presidium 212 yang mengatasnamakan alumni 212, untuk mendukung pencalonan beberapa calon pada proses pilkada serentak ini.
Sebagai pribadi, lanjut Sambo, ia menghargai. Namun, kalau sudah ditolak atau tidak diterima, mereka harus terima dan tidak mengungkit banyak hal.
Ketiga, Sambo mengklaim kalau Presidium Alumni 212 tidak berkecimpung di dalam dunia politik. Kalaupun ada yang meminta bantuan dari alumni untuk maju itu adalah hak pribadi.
"Itu hak pribadi tapi /nggak/ boleh mengatasnamakan Alumni 212, karena politik kami politik tingkat tinggi untuk bela kepentingan umat," kata dia.
Sambo mengungkapkan rasa kesalnya atas pernyataan La Nyalla yang membawa-bawa nama Presidium Alumni 212. La Nyalla mengaku kecewa dengan Gerindra tak menjalankan amanah yang diberikan Presidium Alumni 212 untuk mengusungnya sebagai cagub di Pilgub Jatim 2018.
"Kami adakan konpers ini karena sudah banyak yang nanya, dan juga sebagai alumni 212. Bapak La Nyalla, membawa-bawa 212. Kami merasa berkepentingan memberi klarifikasi, karena kami lihat pernyataan itu melenceng dan di luar konteks," jelas Sambo.
Ia menyebutkan, dirinya juga banyak terlibat dan mengetahui proses bagaimana pengajuan penyalonan bupati atau gubernur kepada parol pendukung 212. Bahkan, ia juga mengetahui proses mengapa Gerindra memilih Gus Ipul dan Puti Soekarno dalam Pilgub Jatim 2018.