REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Penduduk Muslim Bangladesh dan sekitarnya menggelar pertemuan akbar tahunan di Dhaka, Ahad (14/1). Mereka berdoa dan shalat bersama memohon kesejahteraan dan perdamaian dunia.
Sebagian besar penduduk datang mengenakan jubah tradisional dan kopiah. Mereka menerjang kabut dingin dan padatnya pagi hari Ahad demi menghadiri acara.
Ratusan ribu orang hadir dari Bangladesh dan negara-negara lain berdoa kepada Allah untuk perdamaian global, kemakmuran dan harmoni persaudaraan. Ini menjadi kongres Muslim tahunan terbesar kedua setelah ibadah haji, yang disebut Biswa Ijtema.
Acara berlangsung selama tiga hari dan berakhir pada hari Ahad sore. Doa selama 28 menit dipimpin oleh ulama Islam ternama Hafez Mohammad Zobayer dari Bangladesh.
Kongres yang digelar di tepi sungai Turag di Tongi, sekitar 25 km utara ibukota Dhaka itu secara khusus mencari berkah ilahi dan kesejahteraan seluruh umat manusia. Para ulama menyampaikan khutbah tentang filsafat Islam dari Alquran dan Hadist.
Tahap pertama Bishwa Ijtema dimulai pada Jumat dengan doa fazr (pagi). Tahap kedua akan dimulai di tempat yang sama pada tanggal 20 Januari dan akan ditutup dengan persembahan Akheri Munajat atau penutup doa pada 22 Januari.
Ribuan otoritas keamanan ditempatkan di sekitar wilayah ijtema. Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina bergabung dalam doa penutup. Lalu lintas di sekitar lokasi juga telah ditangguhkan demi kelancaran acara.