REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Wakil Presiden Indonesia, Ma'ruf Amin, mengatakan banyaknya konflik dan perang di beberapa belahan dunia telah membuat istilah persaudaraan, perdamaian dan kemanusiaan menjadi asing terdengar di telinga. Menurut Ma'ruf, hal ini tidak boleh terjadi.
Ia berharap negara-negara yang tergabung ke dalam Majelis Persaudaraan Kemanusiaan dapat kembali menggaungkan perdamaian dan persaudaraan sebagai sesama manusia agar menyudahi konflik.
"Perdamaian, kemanusiaan, dan persaudaraan sangat kita butuhkan saat ini. Jangan sampai justru semakin menjadi asing di telinga dan kehidupan kita," kata Ma'ruf Amin ketika memberikan sambutan dalam perayaan ulang tahun Majelis Persaudaraan Kemanusiaan di Ambrahamic Family House di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Ahad (4/2/2024).
Ma'ruf menyebut harusnya saat ini masyarakat dunia bersatu untuk menghadapi berbagai tantangan global dan ekonomi. Tapi beberapa negara kata dia justru semakin terpolarisasi persoalan global yang justru sudah sulit diatasi.
Wapres mengaku berat hati bahkan sampai sedih karena melihat dunia saat ini sedang diselimuti konflik, perang, dan rivalitas. Di mana konflik dan rivalitas itu juga telah mengorbankan banyak masyarakat sipil.
"Kita membutuhkan pendobrak untuk membangkitkan kembali spirit perdamaian, kemanusiaan, dan persaudaraan global. Kita berharap penganugerahan Zayed Award for Human Fraternity dapat menjadi salah satu pendobrak tersebut," ucap Ma'ruf.
Ma'ruf menambahkan Indonesia mendukung setiap inisiatif yang dapat berkontribusi mewujudkan perdamaian dan keadilan dunia. Karena lanjut Wapres, ini juga merupakan mandat konstitusi Indonesia dan menjadi DNA politik luar negeri Indonesia.
"Sebagai bangsa yang sangat majemuk, alhamdulillah Indonesia berhasil mengedepankan harmoni dan toleransi untuk mewujudkan koeksistensi damai. Hal ini tercapai antara lain karena Indonesia diberkahi dengan modal sosial yang sangat kuat,"kata Ma'ruf menambahkan.