Selasa 16 Jan 2018 10:38 WIB

Rencana Impor tak Turunkan Harga Beras

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Hazliansyah
Harga Beras Naik. Pekerja memindahkan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (11/1).
Foto: Republika/ Wihdan
Harga Beras Naik. Pekerja memindahkan beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (11/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  INDRAMAYU -- Rencana impor beras yang digulirkan pemerintah tak mampu menurunkan harga beras di pasaran. Saat ini, harga beras masih tetap tinggi.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id di Pasar Baru Indramayu, Selasa (16/1), harga beras jenis premium saat ini sudah mencapai Rp 325 ribu per karung kemasan 25 kilogram atau Rp 13 ribu per kilogram. Sedangkan harga beras medium mencapai Rp 250 ribu hingga Rp 260 ribu per karung atau Rp 10 ribu sampai Rp 10.400 per kilogram. Jika dijual eceran, maka harganya lebih tinggi lagi.

 

"Harganya terus naik," kata Erawati.

 

Selain di Indramayu, kondisi serupa juga terjadi di Kota Cirebon. Saat ini, harga beras tetap tinggi dan tidak terpengaruh dengan rencana impor beras.

 

Seorang pedagang sembako di daerah Cangkring, Kota Cirebon, Nunung, menyebutkan, harga beras medium mencapai Rp 300 ribu per karung. Padahal, dua hari sebelumnya harganya masih Rp 280 ribu per karung.

 

"Kalau dijual eceran, harganya di kisaran Rp 12.500 per kilogram hingga Rp 13 ribu per kilogram," terang Nunung.

 

Sementara itu, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar, menolak dengan tegas rencana impor beras yang akan dilakukan pemerintah. Untuk menurunkan harga beras di pasaran, dia meminta agar pemerintah mengeluarkan stok beras yang ada di gudang-gudang bulog.

 

"Keluarkan, lakukan operasi pasar," tegas Tasrip.

 

Tasrip menambahkan, pada Februari sejumlah daerah di Kabupaten Cirebon mulai ada yang panen. Jika impor saat ini dilakukan, maka bisa berdampak pada turunnya harga gabah di tingkat petani.

 

"Biarkan petani menikmati tingginya harga gabah," tandas Tasrip.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement