Rabu 17 Jan 2018 20:21 WIB

BEI Buka Peluang Startup Unicorn Jual Saham

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nur Aini
 Pemilik Startup memamerkan produknya saat Amvesindo Demo Day 2017 di Auditorium Indosat, Jakarta, Kamis (3/8).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Pemilik Startup memamerkan produknya saat Amvesindo Demo Day 2017 di Auditorium Indosat, Jakarta, Kamis (3/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan selalu memberi kesempatan kepada perusahaan perintis atau startup yang ingin memperoleh dana dari pasar modal melalui BEI. Hanya saja, pihak bursa mengaku sampai saat ini, belum ada komunikasi secara intensif dengan para pelaku startup.

"Kita belum komunikasi intensif dengan para startup unicorn di Indonesia. Mungkin saja memang mereka saat ini belum terlalu membutuhkan atau sedang mempertimbangkan misalnya mencari alternatif funding lain di samping IPO (Initial Public Offering/penawaran saham perdana)," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat kepada wartawan di Jakarta, Rabu, (17/1).

Unicorn merupakan gelar yang diberikan pada perusahaan startup yang memiliki nilai valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS. Saat ini sudah ada empat startup unicorn di Indonesia yaitu Gojek, Tokopedia, Traveloka, serta Bukalapak.

Samsul mengatakan, BEI terbuka kapan pun bila ada startup unicorn yang ingin berdiskusi mengenai proses IPO. "Mereka juga harus karena sebagian unicorn yang beroperasi di Indonesia bisa besar karena disupport oleh investor-investor Indonesia. Artinya investor-investor Indonesia mendapatkan kesempatan lebih awal untuk berinteraksi dengan mereka," ujarnya.

Sebelumnya sempat dikabarkan Gojek akan melakukan IPO. Hanya saja, Samsul mengaku belum mendapat informasi tersebut. "Tapi kalau memang mereka ingin dan mau diskusi untuk rising fund dari publik, kita terbuka," tegasnya.

Ia pun menyebutkan, saat ini sudah ada beberapa startup yang berdiskusi dengan BEI terkait IPO. Bahkan, ada yang berencana melakukan IPO tahun ini.

Sayangnya Samsul masih enggan menyebutkan, startup apa saja yang dimaksud. "Ada beberapa tapi mungkin tidak tergolong unicorn tapi startup yang sudah level komersial," ujarnya.

Samsul menuturkan, syarat IPO bagi semua perusahaan baik perusahaan biasa maupun teknologi hampir sama. Pasalnya, belum ada persyaratan khusus yang diberikan oleh regulator baik dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun BEI.

"Kita menyamakan mereka dengan komersial bisnis biasa yang lain," kata Samsul. Ke depan, kata dia, memang ada rencana untuk mengeluarkan aturan khusus bagi startup yang ingin IPO tetapi sekarang masih dijajaki dan dilihat.

Sebelumnya, Direktur Utama BEI Tito Sulistio sempat mengatakan sudah bertemu dengan salah satu startup unicorn. Hanya saja, ia enggan menyebutkan detailnya.

"Kemarin salah satu startup unicorn datang ke gue. Kita selalu encourage mereka. Kerjaan kita tiada hari tanpa ketemu calon emiten," ujar Tito.

Baca juga: Menkominfo Dorong Startup Jual Saham Perdana di BEI

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement