Kamis 18 Jan 2018 08:47 WIB

Tillerson: Sanksi Internasional Mulai Menyiksa Korut

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Menlu Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson
Foto: EPA-EFE/Chris Kleponis
Menlu Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan AS menerima bukti yang menunjukkan sanksi internasional mulai menyiksa Korea Utara (Korut). Ia juga memuji Cina karena telah memberikan banyak tekanan pada Pyongyang.

Tillerson mengatakan, dia yakin seluruh tekanan pada akhirnya akan membawa Korut ke meja perundingan untuk membahas program nuklir dan rudalnya. Pyongyang selama ini banyak melakukan uji coba nuklir dan rudal yang bertentangan dengan resolusi PBB.

 

"Kami mendapatkan banyak bukti bahwa sanksi ini benar-benar mulai menyiksa," kata Tillerson, yang mengaku mendapatkan banyak bukti dari intelijen dan pembelot, dalam sebuah acara di Stanford University di Kalifornia, pada Rabu (17/1),

 

Menurutnya hal serupa juga diungkapkan oleh Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in. Menurut Moon, kesediaan Korut untuk membuka pembicaraan dengan Korsel menunjukkan negara itu tengah menderita akibat sanksi.

 

Selain itu, dalam pertemuan yang membahas masalah Korut di Vancouver pada Selasa (16/1) lalu, Jepang juga melaporkan fakta baru kepada Tillerson. Lebih dari 100 kapal nelayan Korut telah hanyut ke perairan Jepang dan dua pertiga dari mereka yang berada di kapal telah meninggal dunia.

 

"Apa yang mereka alami adalah mereka diminta keluar pada musim dingin karena kekurangan makanan dan mereka diminta untuk memancing, tetapi bahan bakar mereka tidak memadai untuk membawa kapal kembali," ujar Tillerson.

 

Cina tidak menghadiri pertemuan di Vancouver bersama dengan 20 negara lainnya, tetapi Tillerson tetap menyoroti peran Beijing. "Kami tidak pernah mendapat dukungan sebesar ini dari Cina terkait sanksi. Masalah Rusia agak sedikit berbeda. Namun Cina telah menekan keras Korea Utara," ungkapnya.

 

Tillerson menambahkan, meski Korut mencoba membuat irisan dengan AS dan sekutu-sekutunya, Washington tetap mendukung dialog antara Korut dan Korsel. Menurutnya, hal ini mungkin akan menjadi upaya awal mereka untuk memecahkan kebekuan hubungan.

 

"Dia tahu bagaimana menghubungi saya, jika dia ingin berbicara, tapi dia tidak memberitahu saya bahwa dia ingin berbicara, kami tidak akan mengejarnya," kata Tillerson, mengacu pada pemimpin Korut Kim Jong-un.

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement