Kamis 25 Jan 2018 10:53 WIB

Menag: 3 Tantangan Baznas Himpun Potensi Zakat di Indonesia

Seluruh komponen bangsa didorong untuk mengentaskan kemiskinan.

Rep: Novita Intan/ Red: Agus Yulianto
Menag Lukman Hakim Saifuddin (kanan) bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, bersiap mencanangkan Gerakan Sadar Zakat, di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (24/1).
Foto: Antara/R. Rekotomo
Menag Lukman Hakim Saifuddin (kanan) bersama Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, bersiap mencanangkan Gerakan Sadar Zakat, di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mencanangkan Gerakan Sadar Zakat. Program hasil kerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Tengah ini, dicanangkan di Gradika Kantor Gubernur, Semarang.

Menag mengapresiasi capaian penghimpunan zakat yang dilakuan Baznas. Pada 2017, dana yang dikumpulkan mencapai Rp 7 triliun. Namun demikian, dia menilai, angka ini masih jauh dari potensinya yang mencapai Rp 270triliun.

Untuk itu, menurut Lukman, ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian bersama. "Pertama, kesadaran belum optimal karena keterbatasan pemahaman tentang zakat," terangnya seperti dikutip dari laman Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (25/1).

Ini menjadi tantangan bagi Baznas dan Kemenag untuk memberikan pemahaman yang lebih esensial kepada umat tentang zakat sebagai ajaran yang harus dijalankan. "Dengan kesadaran itu, setiap muslim tidak perlu lagi dipaksa. Kemenag lebih menggencarkan dakwah dalam konteks gerakan zakat ini," ujarnya.

Hal kedua adalah memikirkan tentang bagaimana cara menghimpun potensi yang ada, utamanya setelah kesadaran umat terbangun. Dan hal ketiga, bagaimana dana yang terhimpun ditasarufkan untuk hal yang baik.

"Maka, penting bagaimana membangun kepercayaan bahwa uang yang dihimpun itu ditasarufkan untuk kemaslahatan umat. Saya optimis, potensi umat di bidang zakat ini akan segera mewujud," ucapnya.

Dalam program ini secara simbolis menyerahkan Nomor Pokok Wajib Zakat atau Baznas Card, merupakan terobosan Baznas provinsi Jawa tengah hasil kerjasama dengan Bank Jateng Syariah berupa e Money yang dapat dipergunakan untuk pembayaran tol, belanja, dan lainnya.

Menag juga mengapresiasi Baznas, pusat dan daerah, karena hingga usianya yang ke-17 terus membantu pemerintah, pusat dan daerah, untuk mengakselerasi pelaksanaan program dalam rangka mewujudkan kesejahteraan bersama.

Sementara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menambahkan potensi zakat ASN Pemprov Jawa Tengah mencapai Rp 2,9miliar. Ganjar mengajak jajarannya untuk meneguhkan komitmennya dalam mensukseskan gerakan sadar zakat di Jawa Tengah.

Menurut Ganjar, penurunan angka kemiskinan tidak bisa terjadi secara ekstrim dan juga tidak bisa hanya mengandalkan APBN dan APBD. Untuk itu, Ganjar mengajak, para bupati dan wali kota di Jawa Tengah untuk memanfaatkan dana CSR dan mengoptimalkan potensi zakat. "Dengan Baznas, yakin penanggulangan kemiskinan lebih cepat," ujarnya.

Menurut Ganjar, ada beberapa program yang bisa dilakukan, antara lain membentuk masjid binaan unit pengelola zakat (UPZ). "Masjid menjadi center of excellence. Tidak hanya untuk shalat dan ngaji, tapi juga untuk menyelesaikan persoalan umat," ucapnya.

Program lainnya, membuat rumah sakit, membuat sekolah Baznas, serta membuat balai latihan kerja agar umat bisa mandiri. "Konsep ini sedang kita siapkan dengan Baznas. Seluruh komponen bangsa didorong untuk mengentaskan kemiskinan. Ini komitmen," tandasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement