REPUBLIKA.CO.ID, DAVOS -- Raksasa minyak Saudi Aramco ingin memperluas bisnisnya di Amerika Serikat (AS). Hal ini menyusul adanya kebijakan pemotongan pajak dan dukungan untuk industri minyak, sehingga membuat bisnis semakin menarik.
"Kami melihat peluang bisnis baru di AS, dan dengan kebijakan pemotongan pajak ini akan membuat bisnis menjadi lebih menguntungkan. Ini adalah bagian dari strategi kami untuk mengembangkan bisnis kami di AS," ujar President dan CEO Saudi Aramco, Amin Nasser dilansir Reuters, Kamis (25/1).
Adapun, Saudi Aramco telah menguasai kilang besar di Texas. Selain itu, perusahaan tersebut juga bersiap meluncurkan penawaran umum perdana (IPO) terbesar di dunia dan mempertimbangkan untuk melantai di bursa New York. Menurut Nasser, administrasi Trump telah positif terhadap industri energi. Hal ini membuat Aramco semakin optimistis untuk mengembangkan bisnisnya di Negeri paman Sam tersebut.
"Administrasi Trump telah positif terhadap industri energi. Selama apa yang mereka lakukan adalah untuk kepentingan semua orang, dan pertumbuhan ekonomi AS semakin bagus, ya kita tentu saja bahagia," kata Nasser.
Nasser mengatakan, dia tidak khawatir dengan meningkatkan jumlah dana dan investor di industri minyak. Apalagi, Aramco merupakan produsen minyak dengan biaya terendah di dunia.